We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 115
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 115

Tatapannya bertemu dengan mata Harvey yang dalam, lingkaran cahaya bayangan menari-nari di

wajahnya yang tampan, membuat wajahnya menjadi setengah terang dan setengah bayangan..

Seperti kepribadiannya yang kontradiktif, kadang-kadang dia seperti malaikat dan kadang- kadang dia

seperti iblis.

Selena juga tidak yakin saat mengajukan permintaan ini, karena itu adalah pesta ulang tahun.

yang diadakannya dengan wanita lain untuk anak mereka.

Pesta pertunangan mereka ditunda dan Agatha mengaturkan pesta ulang tahun ini untuk

mengumumkan identitas dan statusnya kepada dunia. Dia mengirim undangan kepada selebriti

terkenal dengan harapan agar pesta tersebut menjadi perbincangan publik yang ramai.

Selena yang menyandang status sebagai mantan istri Harvey jelas tidak cocok untuk

menghadirinya.

Meskipun Harvey tidak mengatakan apa-apa, tetap saja sikap sombongnya selalu memberikan

tekanan, sehingga membuat Selena merasa sangat gugup.

Dia bahkan tidak menyadari bahwa telapak tangannya yang terkepal keringatan.

Dia memandangnya dengan serius sejenak dan akhirnya berkata dengan malas, “Baiklah.”

Setelah mendapatkan jawaban yang positif, Selena yang tegang perlahan menjadi rileks.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dia tidak berani menunjukkan terlalu banyak ekspresi di depan Harvey, karena tatapannya yang tajam

seolah-olah bisa melihat rencananya.

Mobil segera tiba di Kediaman Irwin, dia tahu betul apa yang Harvey rencanakan.

Alex sudah membuka pintu mobil untuknya, malam ini tidak ada salju, tetapi angin sangat

kencang, angin dingin menusuk tubuhnya dari segala arah.

Harvey tidak berjalan cepat seperti sebelumnya, tetapi berhenti di dekatnya seolah-olah sedang

menunggunya.

Setelah Selena turun dari mobil, dia mulai melangkah lagi. Selena berjalan di belakangnya dengan

santai.

Dia tidak memiliki kesan baik terhadap kediaman ini, tetapi demi rencana selanjutnya, sekarang dia

terpaksa mengikutinya.

Pintu lantai pertama terbuka, Selena mengikutinya dengan enggan sambil menyeret sepatunya.

Saat kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan, tubuhnya langsung didorong ke dinding. Har….”

1/3

Belum selesai berbicara, mereka diliputi keheningan oleh aura kuat pria itu.

+9689

Tanpa sedikit pun rasa kasihan, dia menyerang seperti badai liar yang datang, seolah-olah ingin

menelan dan mengunyahnya sampai habis.

Selena tidak mengerti, kenapa pria ini setelah pulang bukannya menemui kekasih barunya, tetapi

malah memeluk musuhnya ini dengan erat?

Dia tidak ingin menyakitinya, ‘kan!

Saat dia sedang melamun, Harvey sudah membuka risleting jaket bulunya. Ternyata, di dalamnya

masih ada sweter.

Setelah jaket bulu terlepas, seketika dia merasa tidak aman.

Selena dengan susah payah melepaskan diri darinya dan kedua tangannya menopang di depan

dada Harvey. “Tuan Harvey, aku tahu kamu sedang terburu-buru, tapi kamu jangan buru-buru

dulu sekarang.

Suara serak Harvey terdengar di dalam kegelapan, “Selena, aku sangat sabar malam ini.”

Meskipun dia adalah sebutir bawang bombai, dia juga memiliki waktu untuk mengupasinya

selapis demi selapis.

“Ayo mandi dulu, aku seharian berjaga di rumah sakit.”

“Aku tidak keberatan.”

Selena bahkan tidak percaya kalau dia bukan maniak seks.

Dia mendorong Harvey dengan sekuat tenaga. “Sebentar saja.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Selena berlari pelan ke kamar mandi dan memikirkan bagaimana caranya día menolak dengan

sopan.

Saat pintu hendak ditutup, sebuah sandal terjepit di pinggir, kemudian badan Harvey yang tinggi dan

besar pun menerobos masuk.

“Ayo mandi bersama.”

Dia melepas jasnya dengan asal dan menampilkan kemeja putihnya.

Jari-jari yang panjang membuka kancing kemeja, kerahnya terbuka sedikit, tiba-tiba dia

kehilangan kendali dan menjadi liar.

Mata gelap itu menatap wajah Selena dan berkata, “Melihat ekspresimu, apakah kamu keberatan

denganku?”

Selena segera mencari alasan. “Aku….”

2/3

+15 BONUS

Belum selesai dia mengucapkan kalimatnyaa, dia sudah ditarik paksa ke dalam pelukannya. Tubuhnya

yang lembut langsung kehilangan kendali, lalu mencengkeram kemejanya dengan tak berdaya. Dia

baru bisa menghentikan tubuhnya yang bergoyang ketika pria itu menopang

pinggangnya

Setelah dapat berdiri tegak, dia secara refleks mundur, tetapi pria itu terus mendorongnya ke tepi

wastafel.