We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 388
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 388 Selena tahu Sean tak bohong. Meski tatapannya begitu lembut, tak ada sedikit pun rasa cinta di dalamnya.

Selena mengerjap. Jadi, Ini rasanya punya kakak laki-laki, ya? “Nggak apa-apa.” Dia tertawa. “Sayangnya, aku anak tunggal. Aku nggak seberuntung Tuan Sean yang punya banyak saudara.” Sean yang tak tega melihat kesedihan di wajah Selena pun memilih untuk mengeluarkan sebuah dokumen dari tas kerjanya.

“Nah, ini adalah informasi tentang Hailey. Coba lihat dulu.” Wah, dia hanya menyebutkannya sekali dan Sean langsung memperoleh informasi, bahkan hingga informasi yang tidak bisa ditemukan oleh Harvey.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Hanya saja, wanita dalam dokumen itu memakai topeng rubah, sehingga wajahnya tidak terlihat.

“Ini adalah aturan Poison Bug. Demi kerahasiaan identitas, bahkan mereka nggak menunjukkan wajah aslinya pada sesama rekan kerja,” jelas Sean.

“Aku mengerti.” Meskipun tidak bisa melihat wajahnya, informasi lain yang dilampirkan cukup detail, contohnya seperti apa yang dia lakukan setelah bergabung dengan Poison Bug.

Ini lebih mirip dengan portofobekerja daripada informasi karena riwayat hidupnya digambarkan dengan jelas di sini.

Wanita itu adalah seorang dokter genius yang ahli datontiang psikologi dan pengembangan obat- obatan psikiatri.

Dia pernah terlibat dalam beberapa peristiwa besar di luar negeri, yang paling terkenal adalah Perjalanan Jiwa'.

Di suatu tempat wisata, terbit berita soal pengunjung yang berubah menjadi zombi. Mereka memang tak menyerang orang, tetapi berjalan dengan tatapan kosong seperti kehilangan jiwa.

Media dari berbagai negara berlomba-lomba memberitakan hal tersebut. Bahkan, ada juga yang mengaitkannya dengan hal mistis, seakan-akan seluruh orang ini dirasuki ilmu hitam dan kehilangan jiwanya yang membuat jiwa mereka harus dipanggil kembali.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Seketika, para ahli dari berbagai negara mulai hadir untuk meluruskan pemberitaan. Ternyata, orang- orang itu adalah korban uji coba. Mereka disuntik dengan obat-obatan psikiatri yang menyebabkan gangguan saraf dan menimbulkan reaksi seperti itu.

“Tahun ini, dia baru berusia 22 tahun, tapi sudah bergabung dengan Poison Bug sejak 12 tahun lalu. Memangnya Poison Bug menerima anak sekecil itu?” Sean memutar cincin batu safir di jarinya. Dia menjelaskan, “Bukankah sudah kubilang, tujuan Valiant untuk membantu umat manusia dan termasuk anak-anak terlantar yang berbakat. Valiant akan memberi bantuan dan pendidikan, terutama dalam bidang farmakologi. Dengan begitu, mereka bisa menjadi mahasiswa kedokteran di usia remaja. Ketika para mahasiswa biasa masih belajar di kelas, mereka sudah mulai praktik bersama tim.

Biasanya, mereka akan menjadi dokter genius kelas dunia sebelum berusia 20 tahun.” a Selena tiba-tiba teringat pada seseorang. Namanya Isaac, dia baru berusia dua puluh tahun ini, tetapi sudah terkenal di penjuru dunia.

“Tuan Sean, kamu begitu paham tentang Poison Bug. Tapi, apa kamu tahu kalau Leo adalah anggota Polson Bug?” “Leo, ya...” Sean mengusap pelipisnya, raut wajahnya tampak misterius. Sepertinya dia tidak hanya tahu, melainkan juga kenal “Dia adalah ahli bedah saraf yang sangat hebat dan berbakat di bidang bedah otak.” Selena meyakini Leo adalah Isaac.

“Leo beda dengan Hailey, dia langsung masuk ke Poison Bug. Dia nggak seperti Hailey yang keluar dari Valiant sama-sama dengan para pembelot. Setahuku, mereka berdua adalah tangan kanan Nyonya Rosie.” Selena buru-buru bertanya, “Apa Nyonya Rosie ini adalah pendiri Poison Bug?” “Nggak juga. Bisa dibilang, dia adalah manajer umum cabang. Dia hanya salah satu pengurus.” “Tuan Sean, bagaimana kamu bisa tahu banyak hal tentang Poison Bug?” Lebih dari sekadar tahu, dia justru memahami segala hal tentang Poison Bug. Sean meletakkan jari telunjuknya di bibir, lalu berujar, “Jangan tanya.”