We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 444
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 444 Lian terheran-heran melihatnya. Beberapa hari ini, Harvey jelas-jelas sangat perhatian kepada Selena.

Meskipun sebentar lagi Harvey akan menikahi Agatha, semua orang di Vila Mawar bisa melihat bahwa dia juga mencintai Selena.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Namun, bagaimana bisa dia tak tahu tanda-tanda kehamilan Istrinya? “Setahu saya, itu saja. Dia mual-mual selama tiga bulan dan Janinnya agak kurang stabil. Waktu awal kehamilan, setiap hari Nona harus disuntik. Ibu saya juga begitu dan katanya sakit sekali.” “Nona Selena sangat menantikan anak itu, bahkan waktu jantung janinnya belum berdetak saat usia kandungannya sudah lebih dari 40 hari dan dokter menyarankan untuk menggugurkan kandungannya, dia masih bersikeras minta waktu satu minggu. Saat itu dia cemas sekali, tapi untungnya, saat kandungannya berusia 50 hari, Jantung janinnya berdetak.” Lian menghela napas. “Sialnya, setelah dua bulan lebih, tiba-tiba Nona Selena pendarahan sampar harus dirawat di rumah sakit selama seminggu supaya bayinya selamat. Dia sangat ketakutan.” Perkataan Lian memberi Harvey gambaran apa yang telah terjadi sewaktu dirinya sengaja menelantarkan Selena.

Dia tak bisa membayangkan Selena yang manja itu harus disuntik setiap hari. Bagaimana perasaan Selena saat itu? Saat pertama kali ke dokter kandungan, dokter mendiagnosis janinnya tidak stabil. Selena menelepon Harvey sambil tersedu-sedu untuk berdiskusi soal itu.

Lantas apa jawaban Harvey? a Saat itu, mendengar suara Selena saja sudah membuatnya kesal. Pembicaraan tentang anak hanya membuat dirinya teringat akan janin Kezia yang belum terbentuk sempurna dan dia jadikan sampel.) Waktu itu, Harvey berkata dengan kejam. “Nggak bisa diselamatkan? Ya sudah nggak usah.” Setelah mengatakan itu, dia menutup telepon tanpa menghiraukan perasaan Selena.

Waktu itu, Selena hanyalah belia yang sering dimanja oleh Arya dan Harvey. Bagaimana mungkin dapat menanggung tanggung jawab seorang ibu? Bahkan, Selena pergi imunisasi sendiri. Wanita muda itu mulai menyembunyikan sesuatu dan tak memberi tahu Harvey. Dia pergi ke rumah sakit setiap hari untuk mendapatkan suntikan obat.

Suatu malam, saat kandungannya berusia dua bulan lebih, Selena pergi ke klub malam untuk mencari Harvey, hendak menyuruhnya pulang.

Namun, Harvey mengabaikan kehamilan Selena dan membiarkannya menunggu di lorong yang dingin dan bersalju. Apa jangan-jangan dia hampir keguguran pada saat itu? +15 BONUS Harvey sebetulnya menyadari wajah Selena yang pucat, tetapi dia tak merasakan belas kasihan sedikit pun. 1 Selena pasti sangat ketakutan ketika menjaga janinnya di rumah sakit sendirian. Bagaimana dia bisa bertahan melewati badai salju malam itu? Lian padahal berbicara dengan santai, tetapi kata-katanya bagaikan ribuan jarum yang terus-menerus menusuk hati Harvey.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Harvey bertanya dengan suara parau, “Ada lagi?” Awalnya, Lian mengira Harvey tak senang dengan perkataannya yang panjang lebar. Namun, saat melihat rasa bersalah di mata Harvey, dia pun yakin bahwa ada kisah kelam dalam hubungan Harvey dan Selena yang menyebabkan Selena sangat membenci lelaki ini sekarang.

Api semangat dalam hatinya berkobar-kobar, dia langsung membeberkan semua yang Selena ceritakan kepadanya hari ini, kepada Harvey, tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Tak terpikirkan oleh Harvey bahwa akan datang hari di mana dia mendengar proses kehamilan Selenal dari orang lain.

Ternyata Selena mengalami begitu banyak kesulitan saat ditinggalkannya.

Apa yang Selena katakan benar, seharusnya Harvey mati saja.

“Tuan Harvey, apa Anda masih mendengarkan?” “Lanjut.” “Nona Selena sepertinya suka sekali anak-anak. Walaupun efek kehamilan kali ini lebih parah dari sebelumnya, dia tetap gigih mempertahankan janinnya. Hati saya sakit melihat Nona muntah terus- terusan.

Tuan Harvey, gimana kalau Anda memperlakukannya dengan lebih baik? Saya prihatin sama kondisi Nona.”