We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1298
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1298

“Jika Frisca sungguh bersama Presdir Daniel, apa Anda tidak akan sakit hati?” Naomi bertanya dengan

hati–hati, “Aku lihat wanita ini tidak sesederhana itu!”

“Iya, dia memang lebih hebat dibandingkan dua orang kakak beradik Hilton itu” Tracy berkata dengan

acuh tak acuh. “Selain itu, karakternya adalah karakter yang disukai Daniel.”

“Jadi, Anda tidak cemas?” Naomi panik, “Jika mereka berdua sungguh bersama, kedepannya Carlos,

Carles dan Carla akan memiliki ibu tiri.

Siapa tahu dia sama dengan Victoria, di depan tampak baik hati, sebenarnya hatinya sangat busuk. Jika

ia melukai tiga anak, bagaimana?”

“Seharusnya tidak.” Kali ini Tracy percaya dengan penilaiannya, “Menurutku dia bukan orang seperti

itu.”

“Sebelum Victoria melakukan hal jahat, kita juga tak melihat sifat aslinya….” Naomi berkata dengan

pelan.

“Setelah melewati begitu banyak hal, seharusnya Daniel sudah paham.” Tracy malah sangat terbuka,

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Sebenarnya ia tak punya rasa terhadap Victoria, Tuan Besar Wallance yang memaksanya.

Sekarang Tuan Besar tak lagi ikut campur, ia dapat memilih sendiri. Jika ia sungguh menyukai Frisca,

maka aku juga tak bisa menghalangi.”

…………..

Walaupun hati Naomi tidak tenang, tetapi ia tak banyak bicara.

Tracy melihat pemandangan jalan yang akrab di luar, hatinya sangat ruwet. Setelah beberapa tahun dan

melihat jalan ini lagi, ia tetap teringat hal yang ia lalui bersama Daniel dulu….

Adegan–adegan itu muncul di benaknya, tergambar dengan begitu jelas.

Walaupun tak terlupakan, namun kenangan itu hanya bisa disimpan di dalam hati…

“Barusan itu mobil Nona Tracy.”

Ryan berbisik di telinga Daniel.

Daniel tak bereaksi. Ja duduk di kursi dan matanya menatap Frisca, “Selamat datang di Kota Bunaken!”

ucapnya sambil menyunggingkan senyuman.

“Terima kasih, Presdir Daniel!”

Frisca mengubah sifar sungkannya menjadi selembut air. Sepasang mata bunga persik indah berbinar–

binar dengan menawan.

“Kamu menunggu di sini seharian?”

Daniel melirik meja yang tak jauh itu, di atasnya adalah dua gelas teh yang belum dibereskan. Ia

menebak barusan Tracy kemari.

“Iya, tapi tidak juga.” Frisca tersenyum, “Barusan aku menyambut seorang teman. Presdir Daniel juga

kenal, Nona Tracy, pemegang saham terbesar kedua Grup Moore!”

Kejujurannya membuat Daniel terkejut. Daniel menatapnya, “Untuk apa kamu mencarinya?” tanyanya

secara langsung.

“Proyek ini….” Frisca menunjukkan kepadanya dokumen itu, “Tuan Besar Louis mencariku melalui

Direktur Matthew, ia ingin aku menggantikan Nona Tracy, aku cemas akan terjadi kesalahpahaman, jadi

aku bertemu dengannya untuk bertanya secara langsung.”

“Apa katanya?” Daniel sangat penasaran.

“la bilang, ia kesal dengan tindakan pihak sana yang sudah mencari penggantinya, padahal ia belum

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

mundur.” Frisca tersenyum, la juga bilang persaingan bisnis berjalan secara adil. Semuanya terbuka dan

bersedia mengakui kekalahan. Jika memainkan trik, ia juga tak akan sungkan.”

“Ini memang ucapannya!”

Tatapan Daniel dalam memandang Frisca menjadi lebih ramah, sikap waspada dan cueknya berkurang.

“Hehe, Nona Tracy adalah orang yang berterus terang, aku sangat menyukainya.” Frisca tersenyum,

“Ketika Anda baru datang tadi, apa bertemu dengannya di bawah?”

“Tidak.” Daniel menggoyangkan gelas alkoholnya dengan ringan dan berpikir di dalam hati, Ketika Tracy

pergi, apakah ada melihatnya?

Jika melihatnya, ia seharusnya tahu dirinya bertemu Frisca. Mana mungkin tidak ada reaksi pun?

“Minum bir di sini tidak seru.” Frisca melihat Daniel yang tidak fokus padanya, ia lekas mengubah

strategi, “Presdir, bagaimana kalau kita ke sebuah tempat yang seru?” apa

“Memangnya ada tempat seru yang tak kuketahui di Kota Bunaken?” Daniel menaikkan alisnya.

“Anda pasti belum pernah pergi ke tempat ini.” Frisca memberi usulan dengan misterius, “Selain itu, aku

berani jamin, Anda pasti menyukainya.”

“Kalau begitu aku harus ke sana.” Daniel merentangkan tangannya