We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1306
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1306

Ryan segera pergi ke samping untuk menelepon Tracy. Pada saat yang bersamaan, dia melihat ekspre

si marah Tabib Hansen dan sangat cemas. Apakah harapan terakhir ini benar–benar pupus?

Tracy bersama anak–anak di halaman, tidak menangkat telepon.

Ryan menelepon Hartono. Begitu Hartono mendengar bahwa Tabib Hansen sedang sekarat, dia buru–

buru mengambil ponselnya dan berlari ke halaman untuk mencari Tracy.

Tracy masih sedang bermain gelembung bersama anak–

anak dan berencana menunggu sarapan anak–

anak selesai dicerna, baru berangkat. Alat gelembung di tangannya terjatuh ke tanah saat dia menden

gar kabar, lalu dia segera memerintahkan: “Cepat, siapkan mobil.”

“Baik!”

Mereka bahkan tidak punya waktu untuk mengganti pakaian anak–

anak, langsung membawa pakaian dan berganti di mobil Mereka menggendong keenam anak ke dala

m mobil, lalu menyalakan mobil dan melaju kencang.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Sepanjang jalan, Tracy sangat menyesal dan terus menyalahkan dirinya sendiri: “Aku seharusnya tidak

berlama–lama, aku seharusnya pergi lebih awal, tidak, aku seharusnya membawa anak–

anak menemui Tabib Hansen tadı malam…”

“Kemarin Tabib Hansen masih bertenaga, kenapa sekarang secepat ini..

Naomi tidak berani bicara, dia sangat tertekan saat melihat ekspresi cemas Tracy.

“Ada apa dengan Kakek Hansen?”

Anak–anak tidak mengetahui, tapi mereka juga merasakan keanehan

“Kakek Hansen sakit, dia ingin bertemu kalian.” Tracy menenangkan dirinya dan dengan sabar berkata

kepada anak–anak, “Sayang, saat bertemu Kakek Hansen nanti, jangan terlalu berisik. mengerti?”

“Mengerti–” Meskipun anak–

anak tidak tahu apa yang sedang terjadi, mereka semua. mengangguk patuh.

“Bagus!” Tracy memeluk anak–anak, merasa sangat sedih.

“Kak Naomi, siapa yang baru saja menelepon Kak Hartono?”

Carlos bertanya tiba–tiba.

Hartono sedang mengemudi pada saat ini dan Tracy serta Naomi menemani anak–

anak di dalam Rolls Royce Limousine.

“Ryan yang menelepon.” jawab Naomi.

“Artinya, Papi dan Paman Ryan juga bersama Kakek Hansen?”

Carlos sedikit mengernyit, cahaya rumit melonjak di matanya.

“Seharusnya begitu.” Naomi tidak banyak berpikir. “Mereka mungkin tahu bahwa kalian akan mengunju

ngi Kakek Hansen hari ini, jadi mereka pergi ke sana dan menunggu.”

“Saat kalian pergi menemui Kakek

Hansen tadi malam, pergi bersama Papi, kan?” Carlos bertanya lagi.

“Kami pergi bersama.” Naomi mengangguk.

“Apa berangkat bersama juga?” Carlos bertanya lagi.

“Papimu pergi duluan.” Naomi merasa Carlos tampaknya ada beberapa pemikiran dan bertanya, “Carlo

s, ada apa denganmu?”

“Bukan apa–apa.” Carlos menggelengkan kepalanya, ekspresinya sedikit muram, “Hanya tanya saja.”

“Oh.” Naomi tidak mengambil hati masalah ini.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Sedangkan Tracy masih sedang berbicara dengan Carla, Carles dan ketiga anak kecil tentang tindaka

n pencegahan. Mereka aktif dan bersemangat. Dia takut anak–

anak akan berisik di depan Tabib Hansen….

Jadi, Tracy tidak memperhatikan apa yang dikatakan Carlos.

Mobil melaju di jalan tol

Pada saat yang bersamaan, Ryan menelepon Lily dan beberapa tim medis profesional lainnya, ingin me

Tapi Tabib Hansen melambaikan tangan dengan lemah dan mulutnya bergerak.

Dixon tersedak dan berkata, “Guru bilang tidak perlu, terima kasih”

Lily memandang Daniel dengan cemas.

“Tunggu di luar.” Daniel memerintahkan.

“Baik.” Lily terpaksa membawa tim medis keluar dari halaman dan menunggu bersama Thomas dari kej

Tabib Hansen sedang berbaring di ranjang, menatap pintu, menunggu Tracy membawa anak- anak untu

“Di luar cerah, bagaimana jika keluar untuk mendapatkan sinar matahari?” Daniel menyarankan dengan

Tabib Hansen mengangguk lemah.

Dixon dan Amanda hendak memapahnya duduk di kursi roda, tapi Daniel langsung menggendong Tabib

“Baik.”