We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1442
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1442

Pagi hari, saat Daniel bangun, Tracy sudah pergi……

Dia meraba–raba bantal, tidak ada apa–apa di sampingnya, ia sedikit kecewa, tiba–tiba merasa, hatinya

juga

kosong…

Ponselnya berdering, dia mengambil dan melihatnya, itu pesan singkat dari Tracy: “Suamiku, aku sudah

naik pesawat, pulang nanti malam, kamu yang patuh ya, istirahatlah dengan baik, tunggu aku!”

Kata–kata yang akrab dan lembut, bagaikan cahaya matahari yang menyinari masuk ke dalam hatinya.

Daniel tersentuh dalam sekejap, melengkungkan bibirnya yang menawan, dia tidak pernah tahu,

ternyata wanita ini juga bisa begitu patuh.

Jika waktu bisa lebih lambat sedikit, hidupnya bisa lebih lama sedikit, itu menjadi sempurna…

Memikirkan ini, Daniel segera menahan tubuhnya yang lemah untuk bangun, dia tidak boleh membuang-

buang waktu lagi, masih ada banyak hal yang harus ditangani…

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tracy tiba di Bukit Oldish setelah jam istirahat siang, Amanda dan Dixon menunggunya di pintu masuk

desa, melihat mobilnya melaju kemari, mereka berdua melambaikan tangan dengan gembira.

Tracy turun dari mobil, mengobrol santai dengan mereka berdua di sepanjang perjalanan pulang.

Beberapa hari lalu telah melewatkan hari ke–7 kematian Tabib Hansen, sekarang hanya bisa pergi

bersembahyang di makamnya.

Kemudian, segerombolan orang pulang ke rumah, para pengikutnya menjaga di luar, Dixon pergi

memasak, Amanda membawa Tracy ke ruang kerja.

Rak buku kayu yang usang dipenuhi dengan berbagai macam buku, ada beberapa yang tulisan tangan,

juga ada beberapa cara pembuatan obat arak dan pil, semuanya disusun sesuai klasifikasinya.

Amanda memperkenalkan satu per satu kepada Tracy, memastikan apakah ada yang berguna bagi

Tracy.

“Apakah gurumu pernah memberitahumu tentang Tabib Dewa?” Tracy mencari buku medis sambil

bertanya, “Seperti apa tampangnya? Berapa umurnya? Tinggal di mana? Apa ada nomor kontaknya?

Walaupun nomor kontak yang dulu juga boleh.”

“Pertanyaan–pertanyaan ini, sebenarnya Kak Thomas sejak awal sudah pernah bertanya padaku.”

Amanda berkata, “Guru sangat jarang mengungkitnya, setiap kali mengungkitnya akan marah, bilang dia

adalah pengkhianat, menyimpang dari ajarannya, dia tidak banyak mengatakan hal yang lain.”

“Coba pikirkan dengan teliti, apa masih ada petunjuk yang lain.” Tracy tidak ingin menyerah.

“Mengenai umur….” Amanda memeras otaknya untuk berpikir, “Aku ingat, Guru pernah berkata saat

memarahi dia, dia mengira sudah mempelajari semua ilmu kedokteran, buru–buru mau turun gunung,

juga memarahi dia anak yang belum dewasa, tapi sudah begitu sombong-.-‘

Amanda menghitung dengan jarinya, “Tahun kedua setelah dia pergi, aku baru diterima oleh guru, pada

saat itu aku berusia 14 tahun, berarti usianya kurang lebih sama denganku saat dia pergi?”

“Yang benar saja?” Tracy sangat terkejut, “Amanda, tahun ini kamu baru berusia 19 tahun, kamu bilang

Tabib Dewa seumuran denganmu?”

“Mungkin lebih tua sedikit?” Amanda menggaruk–garuk kepalanya, “Pokoknya lumayan muda.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Yang dimaksud dengan orang belum dewasa seharusnya usia di bawah 18 tahun, walaupun saat itu dia

sudah berusia 18 tahun, kalau begitu sekarang juga dia baru berusia 23 tahun.” Tracy bingung, “Tabib

Dewa itu baru berusia 23 tahun???? Aku masih mengira dia adalah pria paruh baya.”

“Tidak, tidak.….…..” Amanda menggelengkan kepala berulang kali, “Dia tidak tua, dia adalah anak

muda, saat Kak Thomas bertanya padaku, dia tidak menanyakan umur, mungkin dia juga mengira Tabib

Dewa adalah orang paruh baya.”

“Ini adalah kabar baik, akhirnya ada terobosan.” Tracy sangat bersemangat, “Amanda, apa masih ada

petunjuk yang lain? Cepat bantu aku memikirkannya.”

“Yang lain…..” Amanda mengerutkan keningnya, mengingat kembali dengan teliti, “Aku sungguh tidak

tahu hal yang lain.”

“Dia ada satu karakteristik.” Pada saat ini, Dixon membawa teh masuk, tiba–tiba menambahkan, “Suka

memelihara binatang buas.”

“Ya, ya.” Teringat hal ini, hati Amanda masih merasa takut, “Saat aku datang ke sini, di halaman

belakang Guru masih memelihara seekor serigala, itu adalah peliharaannya saat dia kecil, Guru

memintaku pergi memberinya makan, aku sangat ketakutan, kemudian Guru melepaskan

serigalanya…….