We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1701
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Tiga Harta: Ayah Misterius...

Bab 1701

Kelihatannya Daniel sangat baik terhadap anak-anak.

Anak-anak sederhana dan polos, mereka tahu jelas siapa yang memperlakukan mereka dengan

baik.

Mungkin ada orang bisa berpura-pura, tapi tidak mudah berpura-pura selama tiga bulan.

Apalagi orang yang sulit diatur seperti Daniel, ia tidak akan pernah membuang waktu untuk hal seperti ini.

Jadi, Paman ini pasti memperlakukan mereka dengan baik, dan tentu saja mereka bisa akrab dengannya.

“Mami, mami, cepatlah obati Paman.”

Tini mendekat dan menarik tangan Dewi, lalu memohon dengan cemas, “Paman sakit, Bibi dan kakak-kakak

sangat khawatir, kami juga sangat khawatir....”

“lya, Mami harus sembuhkan Paman.” Wini memiringkan kepalanya dan berkata dengan cemas, “Setelah Paman

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

sembuh, Paman bisa mengajak kita memetik anggur lagi, juga mengajari kita cara berkuda. Oh ya, Paman juga

akan menemani kami main banyak permainan yang menyenangkan....”

“lya, iya.” Biti mengangguk-angguk dan menambahkan, “Paman sangat baik pada kami!”

Mendengar kata-kata ini, hati Dewi mau tidak mau terasa agak tersentuh. Pada awalnya, dia melihat Daniel baik

terhadap anak-anak, jadi barulah dia campur tangan. Sekarang sepertinya keputusannya itu memang tepat.

Tapi sekarang bukan waktunya untuk bersyukur, ia harus mengambil kesempatan untuk mencari cara agar bisa

lolos....

Memikirkan hal ini, hati Dewi terasa sedih, matanya memerah, dan dia meneteskan dua tetes air mata sambil

berkata, “Mami juga ingin menyembuhkan Paman, tapi...."”

Dia mengangkat kepalanya, menatap Lorenzo dengan ekspresi ketakutan, berkata dengan suara gemetar, “Papi

tidak mengizinkan!”

Lorenzo mengerutkan kening, dia belum bereaksi, ketiga anak kecil bergegas mendekat dengan penuh

semangat, memeluk kakinya, dan mulai menyerang dengan tinju kecil penuh amarah secara bergantian—

“Papi jahat, Papi jahat, Papi orang yang sangat jahat.”

“Kenapa Papi seperti ini? Paman sangat baik pada kami, kenapa tidak membiarkan Mami

menyembuhkannya?”

“Jika Papi seperti ini, kami dan Mami akan kembali ke Vila Sisi Utara bersama Paman dan tidak akan

menghiraukan Papi lagi!”

Biti bertolak pinggang dan mengucapkan kalimat ini dengan marah.

Mata Dewi berbinar, dia buru-buru bangkit berdiri dari lantai, dan membela dengan murka: “Benar, sebagai

manusia harus tahu berterima kasih dan balas budi. Paman sudah merawat kalian begitu lama, sekarang sedang

terjadi sesuatu padanya, bagaimana bisa kita tidak memedulikannya?”

Saat dia mengatakannya, dia menarik ketiga anak berdiri di samping Daniel, “Anak-anak, ayo kita pergi bersama

Paman!”

“lya!” Anak-anak mengangguk bersama, menatap Lorenzo dengan marah, dan berdiri tegap di belakang Daniel.

Wajah Lorenzo menjadi muram, tatapannya penuh dengan api amarah, menatap Dewi dengan marah, lalu

mengalihkan pandangannya ke Daniel, berkata kepadanya melalui sorot matanya: ‘Kamu tahu apa yang harus

kamu lakukan?’

Daniel tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, dia merentangkan tangannya tak berdaya, dan

menanggapi Lorenzo dengan bahasa isyarat: ‘Kakak ipar, aku tidak melakukan apa-apa, jelas-jelas istrimu yang

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

memulainya, menarikku ke jurang, jangan salahkan aku.’

Lorenzo mengangkat alisnya dengan dingin, dan terus menekannya: ‘Aku tidak peduli, kamu harus bertanggung

jawab atas hal ini, keputusan ada di tanganmu, harus kamu yang menyelesaikannya.”

Daniel menangis tanpa air mata, tapi dia tetap melakukan tugas penting ini, memeluk ketiga anak kecil itu, dan

berkata dengan lembut-

“Tini, Wini, Biti, anak baik, Mami kalian salah paham pada Papi. Papi kalian bukannya tidak ingin membantu

Paman menyembuhkan penyakit, tapi Papi kalian sangat merindukan Mami, itu sebabnya meminta Mami untuk

tinggal.”

“Daniel...”

Dewi sangat marah hingga dia hampir muntah darah, jika bukan karena anak-anak ada di sisinya, dia benar-

benar ingin mencekik lehernya.

“Tapi Paman, bagaimana dengan penyakitmu?” Tini menarik tangan Daniel dan bertanya dengan polos,

“Bagaimana jika Paman tinggal di sini saja, agar Mami bisa menemani Papi dan juga mengobati penyakitmu.”

“Benar, benar, biarkan Bibi menjemput Kak Carles dan Kak Carla untuk tinggal bersama....”

Wini mengangguk-angguk.