We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1918
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1918

“Saranku, kita bahas lagi setelah Dewi bangun saja,” ujar Pangeran Willy memberi saran, “Mungkin dia sendiri

punya cara.”

“Hm.” Lorenzo berbalik dan berjalan keluar kamar, lalu memberi perintah pada Jasper, “Antar Pangeran pulang.”

“Baik.” Jasper mendekat dan berkata hormat, “Pangeran, silakan!”

Pangeran Willy masih ingin mengatakan sesuatu saat melihat punggung Lorenzo, tapi akhirnya dia tidak jadi

mengatakannya.

Dia hanya ingin melihat Dewi sebentar, tapi Lorenzo jelas tidak memberinya kesempatan ini.

Lorenzo menunjukkan dominasinya dengan sangat jelas saat ini.

Dulu dia mengira, pria itu hanya bisa membagi dendam dan budi dengan jelas dalam urusan Bisnis, tapi tidak

disangka hal itu malah makin tampak nyata dalam urusan perasaan!

Jasper mengantarkan Pangeran Willy keluar dari rumah sakit dan memerintahkan dua mobil untuk berjaga di

depan dan belakang saat mengantarnya dan baru masuk ke dalam rumah sakit setelah rombongan mobil itu

menjauh.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Robin mengalihkan tatapannya dari kaca spion, lalu berkata dengan hati-hati, “Pangeran, dilihat dari karakter

Tuan L, dia tidak akan mengizinkanmu mendekati Tabib Dewi sedikit pun, bagaimana kalau kita pulang saja?”

“Tunggu sebentar lagi.” Pangeran Willy menurunkan pandangannya, entah sedang memikirkan apa, “Tunggu

beberapa hari lagi.”

“Hah .."

Robin tidak berbicara banyak lagi, tapi dia merasa sangat khawatir.

Sejak kejadian penculikan kali ini, sepertinya perasaan Lorenzo terhadap Dewi lebih dari yang mereka

bayangkan ....

Saat Dewi diculik, dia langsung mengerahkan tenaga militer tanpa memedulikan apa pun.

Dia langsung mengejar ke dalam hutan untuk menyelamatkan Dewi.

Sekarang bahkan meninggalkan urusan di perusahaan dan berada di rumah sakit untuk menjaga Dewi ....

Dia tidak pernah memedulikan dan mementingkan sesuatu seperti ini, ini pertama kalinya!

Lorenzo yang seperti ini tidak mungkin akan mengizinkan siapa pun mengincar wanitanya, termasuk Pangeran

Willy.

Namun, Pangeran Willy masih belum menyerah terhadap Dewi, Robin sangat khawatir dia akan berselisih

dengan Lorenzo karena masalah Dewi, bahkan mungkin akan berseteru ....

“Jangan khawatir, aku punya batasan.” Pangeran Willy bisa membaca pemikiran Robin, lalu tersenyum tipis, “Aku

hanya berharap dia baik-baik saja, hanya itu saja ...”

Robin menghela napas lega saat mendengar kalimat ini ....

Siang hari saat salju telah berhenti, Dokter Heidy akhirnya tiba di rumah sakit.

Setelah menerima hasil sinar X dan laporan pemeriksaan terbaru, Heidy pun mulai memeriksa luka Dewi. Saat

ini, dia masih belum tahu identitas Dewi yang sebenarnya.

la hanya tahu wanita itu adalah wanita tomboi di Negara Maple waktu itu

Setelah memeriksa, Heidy berkata dengan nada berat, “Aku bisa melakukan operasi ini, tapi risikonya terlalu

besar, aku hanya punya keyakinan sebesar 20%."

“Apa?” Jasper langsung terdiam begitu mendengarnya, “20%? Saat di Negara Maple dulu, bukankah kamu

mengatakan ada keyakinan sebesar 50%?"

“Sebelumnya punya keyakinan sebesar 50% karena saat itu lukanya masih belum begitu parah, sekarang otak

belakangnya juga mengalami cedera.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Tadi aku sudah lihat pemeriksaan sinar X sekilas, pecahan logam di dalamnya sudah menekan sarafnya lumayan

parah, bahkan ada lukanya yang bernanah, aku benaran tidak yakin terkait operasi ini ....”

Ekspresi Heidy makin berat dan menambahkan lagi, “Kalau ingin yakin, takutnya harus mencari Tabib Dewa yang

legendaris. Kabarnya, dia sangat ahli dalam melakukan operasi, begitu akurat. sampai ke ujung rambut.”

“Eh ....” Jasper merasa putus asa, sekarang benaran merepotkan. Dokter tidak akan bisa mengobati dirinya

sendiri. Meski Tabib Dewa sangat hebat, dia juga tidak akan bisa mengoperasi dirinya sendiri.

“Selain Tabib Dewa, apa ada yang lainnya?”

Lorenzo yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara.

“Aku tidak pernah mendengar tentang ini.” Ekspresi Heidy terlihat berat, “Tuan, kusarankan lebih baik segera

mencari Tabib Dewa, operasi nona ini tidak bisa ditunda lagi. Kalau masih ditunda, takutnya akan

membahayakan keselamatannya.”

Ekspresi Lorenzo makin rumit dan tatapannya dipenuhi rasa bersalah setelah mendengar kalimat

ini

Semua ini salahnya, dia yang mengabaikan hal ini, bahkan masih mengancam wanita itu dengan sengaja di

dalam gua, tidak disangka penundaan semenit akan membuat cederanya makin parah