We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2027
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 2027 Ikut Aku

“Maaf, aku akan menjawabnya di area tangga.

Saat melihat itu adalah telepon dari Paman Joshua, Brandon harus menjawabnya.

Untung saja area tangga berada di sampingnya, berjarak beberapa meter.

Brandon berdiri di area tangga, membiarkan pintu terbuka, matanya masih bisa melihat pintu. ruang operasi.

Dia menghalangi pintu dengan kaki, lalu menjawab telepon dengan penyuara telinga bluetooth, “Halo!”

“Brandon, kamu menyimpan semua pembukuan yayasan selama beberapa tahun ini, ‘kan? Segera kirimkan aku

dokumen elektroniknya.” Kata Paman Joshua dengan tergesa-gesa.

“Ada, aku segera kirimkan pada Paman.”

Brandon menunduk dan mencari dokumen di ponsel, sama sekali tidak menyadari bahwa ada sebuah sosok

menyelinap masuk ke ruang operasi saat dia tidak memperhatikan

“Nona Dewi, maksud Anda, Lessi keracunan?”

Di ruang operasi, Mark melihat Dewi dengan tercengang.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan dan analisis luka, akhirnya Dewi mendapatkan kesimpulan, “Benar,

awalnya penyakit Lessi sudah stabil, ada orang yang meracuni lukanya, menyebabkan kondisinya mendadak

kambuh.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Tidak mungkin, kan?” Mark merasa sangat terkejut, “Lessi terus berada di rumah sakit kami, ada perawat yang

menjaganya setiap hari, bagaimana bisa diracuni? Siapa yang bisa meracuni seorang

anak kecil?”

Mark tidak tahu bahwa Dewi adalah Tabib Dewa legendaris itu. Brandon hanya beri tahu rumah. sakit bahwa dia

juga seorang dokter bedah profesional, juga memperlihatkan berbagai macam

sertifikat.

Ditambah lagi, Lessi adalah anak panti asuhan, maka rumah sakit memperbolehkan Dewi mengobati dan

mengoperasi Lessi.

“Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, harus minta polisi menyelidikinya.” Dewi berkata dengan

tenang, “Sekarang aku mau mengobati Lessi, merepotkan kalian untuk minta Brandon membawa masuk tasku,

lalu bantu aku menyiapkan obat....”

“Baik.”

Seorang perawat hendak keluar untuk mencari Brandon, tiba-tiba melihat seseorang yang mengenakan jubah

putih, memakai masker, dan berkacamata sedang berada di pintu, menatap

Dewi dengan sangat mengerikan.

Tidak terdapat kartu staf di depan dadanya, juga tidak tahu kapan dia masuk.

“Anda siapa??” Tanya perawat tanpa sadar.

Saat mendengarnya, semua orang menoleh. Saat ini, tiba-tiba dokter itu mengeluarkan sebuah pistol yang

dipasang peredam suara, menembak jantung perawat tersebut.

Perawat tumbang di tempat.

“Ah”

Perawat lain belum sempat berteriak, orang itu melepaskan beberapa tembakan secara berturut- turut,

membunuh mereka semua. Bahkan ada beberapa orang yang tidak sempat melawan, langsung mati.

Mark ketakutan sampai membelalakkan mata, terdiam di tempat.

Orang itu mau menembak Mark, tiba-tiba Dewi mengambil pisau bedah di samping dan melempar ke

arahnya.....

Tangan orang itu tergores dan mengayun ke bawah, tapi pistol tidak jatuh.

Dewi segera mengambil sebuah gunting, hendak menusuk orang itu lagi...

Tapi, orang itu mengangkat pistol lagi, mengarahkannya ke kepala Dewi, “Aku mau lihat, pisaumu atau peluruku

yang lebih cepat!”

Itu adalah suara wanita.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Kamu bukan Denny.”

Dewi menatapnya sambil mengerutkan kening, postur tubuh wanita itu hampir sama dengan Denny, wajahnya

tidak terlihat jelas karena dia mengenakan topi, masker, dan kacamata.

Tapi setelah mendengar suara dan nada bicaranya, seharusnya dia adalah orang Negara Richie, sama dengan

Denny.

“lkut aku!” Wanita itu memerintah dengan kejam.

“Kamu komplotannya?” Dewi sudah mengerti, “Apa yang kamu inginkan?”

“Aku menyuruhmu ikut denganku!” Wanita itu berteriak dengan marah.

“Kamu tidak bisa kabur, ini Swedoland, bukan Negara Richie.” Dewi berkata dengan dingin, “Denny keras kepala,

tidak ada untungnya kamu membantunya.”

Wanita itu tidak memedulikan Dewi, langsung menggeser mulut pistol, membidik ke Lessi yang berbaring di

ranjang pasien

“Jangan.” Dewi segera menghalang di depan Lessi, “Orang yang mau kamu hadapi adalah aku, Jangan melukai

orang yang tidak bersalah.”

“Kalau begitu, berdiri, dorong anak in, ikut aku.”

Halvaxa Toggris wanita ini sangat lancar, nada bicaranya sangat tegas.