Bab 529
Bibi Juni turun ke dapur, Tracy mengganti baju. Ia juga bersiap turun membantunya. Saat baru saja
berjalan ke ruang tamu, la mendengar suara mobil dari luar.
Roll Royce Limosin pelan–pelan mendekat dan berhenti di depan pintu.
Tracy lekas keluar menyambut mereka.‘
Pintu mobil dibuka, Daniel menggendong mereka bertiga satu per satu. Meletakkan Carlos dan Carles
di pundak, lalu tangannya menggendong Carla, Roxy yang berada dalam dekapan Carla sedang
tertidur dan mendengkur... :
:
Formasi ini menggemaskan sekali.
“Puff!” Tracy tertawa lepas, talu lekas ke depan membantunya, “Kenapa bisa pulang bersama?”
“Pekerjaan hari ini tidak banyak, aku pergi ke taman kanak–kanak menjemput mereka.”
Daniel seperti pohon besar dengan tiga anak menggantung di tubuhnya dan juga seekor burung.
Agar tidak jatuh, Carlos dan Carles menggenggam rambutnya dengan crat.
Karena ketakutan, Carla menggunakan sepasang kaki gemuknya melingkari kaki Daniel. Ia seperti
koala yang bergelantungan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Astaga, tiga anak monyet ini, berikan padaku.”
Tracy ingin menggendong Carla, namun Daniel tidak mengizinkannya, “Kamu terluka, tidak boleh
mengangkat barang berat.”
“Aku tidak berat, aku tidak berat. Carla mengerucutkan bibir dan menyangkal dengan galak, “Aku
kurus, loh.”
“Hahaha...”
+ Orang di sekitar tak bisa menahan diri, mereka tertawa terbahak–bahak.
Karena dengan kehadiran anak–anak, tempat ini bertambah suara tawa bahagia, tidak sehening dan
sesuram dulu lagi.
“Baik, baik, baik, kamu kurus.” Tracy memapalı Carla berdiri, lalu berjongkok merapikan pakaiannya
dan mengajari dengan lembut, “Carla, anak-anak tidak masalah gendut atau kurus, yang penting
sehat. Apa kamu mengeri?”
“Tapi, aku memang kurus.” Carla meraba–raba wajah tembemnya dan berkata dengan sedih, “Hari ini,
Bu Brenda bilang, akhir–akhir ini aku kurus, kurang bergizi, harus makan banyak.” |
“Benar, benar, makan banyak.“Di saat ini, Bibi Juni mengenakan celemek dan berlari keluar dari dapur
dengan spatula di tangannya. Ia berkata dengan ceria, “Hari ini, nenek masak banyak sayur,
semuanya makanan kesukaan kalian!”
nek masak
“Nenek...”
| |/00
Tiga anak memandang Bibi Juni dan berseru dengan riang.
Carla berlari menggunakan kaki pendeknya dan
pendeknya dan melemparkan dirinya dalam dekapan Bibi Juni. Ia berseru dengan
gembira, “Kenapa Nenek bisa kemarl? Carla rindu sekali.”
“Carla anak baik, Nenek juga rindu padamu.”
Bibi Juni berjongkok memeluk Carla, dalam seketika air matanya mengalir.
Carlos dan Carles meronta ingin turun, Daniel akhirnya menurunkan mereka.
Carlos lekas membenamkan diri dalam pelukan Bibi Juni. Carles juga ingin berlari, tetapi ia langsung
diangkat oleh Daniel, diletakkan di kursi roda.
“Cepat, cepat, dorong aku ke sana.” Carles bergerak maju dengan tergesa–gesa.
Perawat Jinni lekas mendorongnya ke depan, tiga anak itu mengelilingi Bibi Juni, tak berhenti bicara...
“Nenek, Carlos juga sangat merindukanmu.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Nenek, Carles juga, Carles juga merindukanmu.”
“Anak baik, nenek juga rindu kalian.” Bibi Juni menyeka air matanya, memeluk ketiga anak dengan
antusias. “Kedepannya Nenek tidak perlu rawat inap lagi, Nenek akan tinggal bersama kalian, setiap
hari masak untuk kalian.”
“Iya iya.” Tiga anak menganggukkan kepala.
“Padahal kami berencana menjengukmu hari ini di rumah sakit, Nenck sudah baikan?” tanya Carlos.
“Sudah, sudah baikan,” Nenek berkala sambil tersenyum, “Nenek hanya perlu melihat kalian, lalu rasa
sakit pun akan hilang.”
“Bagus sekali.” Carles sangat ceria, ia berbicara dengan wajah serius, “Nenek sudah pulang.
Kedepannya kami tidak perlu makan nasi ketan ayam yang terlalu matang ataupun bakpao babi yang
keasinan...”
“Puff!” Tracy mengangkat tangan menutupi keningnya, ia ingin sekali mencari celah untuk
bersembunyi.
Seberapa besar ketidakpuasan anak–anak terhadap keterampilan masaknya?
“Benar, masakan Nenek adalah yang terbaik.” Carla meniringkan kepala dan berbicara dengan polos,
“Karena nenek sudah lama tidak masak untuk kami, Carla jadi kurus.”
Setelah berbicara, ia mencubit lengan kecilnya sendiri dengan sedih, “Coba lihat, dagingku sudah
hilang.”