We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 582
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 582

Desaincr menunggu sampai anak–anak pulang sekolah untuk mengukur badan mereka.

Anak–anak merasa sangat senang dan menakjubkan.

CHISA

Carla berdiri di kamar pas, dia merentangkan lengannya yang kecil dan gemuk, membiarkan desainer

mengukur badannya dan bertanya dengan penasaran: “Bibi, kenapa harus mengukur badan untuk

membuat pakaian baru? Kami sudah punya banyak pakaian baru.”

Para desainer tersenyum dan berkata: “Karena papi dan mami kalian sudah mau menikah, kaljan

adalah tuan rumah, juga merupakan pembawa bunga dan cincin, jadi harus buat pakaian baru.”

“Papi dan Mami sudah mau menikah? Benarkah?” Carlos sangat bersemangat, wajahnya yang kecil

dan tampan tersenyum dengan cemerlang, “Kapan menikah? Kenapa mereka tidak bilang?”

“Seharusnya tidak lama lagi, hari ini kami sudah memesan gaun pengantin untuk mami kalian...”

“Yeah, bagus sekali!” Carles sangat senang sampai hampir melompat.

“Kak Carlos, Kak Carles, apa itu menikah?”

Carla mcmiringkan kepalanya dan menatap kedua kakaknya dengan serius, dia masih kecil dan tidak

terlalu mengerti arti pernikahan.

“Menikah adalah menjadi suami istri yang sah, kelak harus bersama dan tidak berpisah selamanya.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Carlos menjelaskannya dengan serius.

“Bagus sekali!” Carla bericpuk tangan dengan gembira, “Kalau begitu kelak kita sekeluarga harus

bersama dan tidak berpisah selamanya.”

“Benar, memang seperti itu.” Carlos menganggukkan kepala dengan kencang.

“Yeah, senang sekali!”

,

Ketiga anak ini bersorak gembira, para desainer dan pembantu senang untuk mereka.

Kebetulan Tracy melewati depan pintu, melihat anak–anak gembira, suasana hatinya menjadi rumit,

dia seharusnya juga gembira baru benar, tetapi....

sembira bar

“Ramai sekali!” Terdengar suara yang familier.

ambi

Tracy menoleh dan melihat Daniel berjalan kemari dari tangga spiral dan tangannya membuka kancing

jasnya.

“Kenapa pulang begitu awal hari ini?” Tracy sedikit terkejut, “Ini masih belum pukul 5.”

“Pulang untuk menjemput kalian.” Daniel melihat jam tangannya, “Pergi ganti pakaian, aku akan

membawa kalian keluar makan.”

“Sekarang?” Tracy sedikit terkejut

*“Ya, apa selengah jam cukup?” Danicl mengusap–usap rambutnya.

“Cukup.” Tracy berjinjit untuk menciumnya, kemudian kembali ke kamar dengan gembira berganti

pakaian.

Daniel menatap punggungnya yang imut, bibimya muncul lcngkungan yang menggoda.

“Papi sudah pulang!”

“Papi!”

Anak–anak melihat Daniel di luar pintu, mereka semua bergegas berlari ke arahnya.

Daniel berjongkok dan merentangkan kedua tangannya memeluk ketiga anaknya, dia mencium dahi

mereka dan bertanya: “Bagaimana? Apa sudah selesai mengukur badan?”

“Sudah selesai.” Ketiga anak ini menjawab serempak.

“Papi, apa Papi dan Mami sudah mau menikah?”

Carlos bergegas untuk memastikannya, sepasang matanya yang jernil dan cerah berkedip dengan

cemerlang

“Ya.” Daniel tersenyum dan mengangguk.

“Bagus sekali: Yeah!!” Ketiga anak itu bersorak girang,

“Aku mau menjadi pembawa bunga, aku juga mau mengenakan gaun kecil yang cantik...” Carla

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

mengangkat tangannya yang gemuk dan berkata dengan semangat, “Aku mau berdiri di tengah!”

“Aku anak kedua, akulah yang seharusnya berliri di tengah.” Carles takut posisinya direbut, dia

bergegas berkata, “Carla, kamu seharusnya berdiri di paling belakang.”

“Tidak mau, tidak mau.” Carla mengentakkan kakinya dengan cemas, wajahnya memerah, “Aku adalah

perempuan, aku mau berdiri di antara kalian berdua, begini baru cantik!”

“Carla.....

“Carles.....” Carlos segera mengulurkan tangannya yang kecil dan memberi isyarat tangan untuk

berhenti, “Tiba saatnya kita bertiga akan berjalan berdampingan, tidak membedakan urutan, biarkan

Carla berdiri di tengah saja!”

“Berjalan berdampingan?” Carles berpikir sejenak, lalu mengangguk dengan murah hati, “Kalau begitu

baiklah, Carla, kamu berdiri di tengah saja.”

“Terima kasili, Kak Carles.” Carla segera tersenyum dengan gembira, wajahnya yang kecil bagaikan

sekuntum bunga, “Kalau begitu aku mau membawa cincin.”

“Tidak boleh, aku yang seharusnya membawa cincin.” Carles berdebat dengannya lagi, “Sudah

membiarkan kamu berdiri di tengah, bagaimana boleh.....

“Aku mau membawa cincin.....” Wajah Carla memerah karena cemas dan hampir meneteskan air

11ila.

“Carla, kamu akan lebih cantik jika membawa buket bunga.” Carlos segera membujuknya dan

menjciaskannya dengan ckspresi berseri–seri, “Buket bunga itu untuk Mami, jika kamu yang

membawanya, pasti akan sangat cantik!”