We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 620
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 620

“Laugan bicara lagi...” Tuan Besar memotong perkataan Sanjaya, lalu menundukkan kepala dan tidak

mengatakan apa pun.

“Maaf, malam ini saya banyak bicara.”

Sanjaya memukul bibirnya sendiri sebanyak tiga kali. Dia tahu bahwa perkataannya ini bagaikan

sebilah pisau yang menusuk hati Tuan Besar.

Biasanya, dari awal Tuan Besar pasti sudah marah besar. Namun, hari ini dia malah membiarkan

dirinya bicara sampai selesai.

Sebenarnya, ia hanya ingin menggunakan Sanjaya untuk membuka luka lama itu, agar membuatnya

melihat dengan baik, serta memahami dengan jelas tentang kesalahan yang dilakukan oleh dirinya

saat itu, schingga bisa menghindari kejadian itu, agar tidak terulang kembali,

“Aku akan memikirkannya lagi...” Tuan Besar menghcla napas panjang, “Kenapa bengong? Masih

tidak mendorongku masuk?”

“Baik!” Sanjaya buru–buru mendorong kursi roda Tuan Besar dan masuk ke rumah, “Apa Anda lapar?

Bagaimana jika saya menyuruh bagian dapur memasak bubur untuk Anda?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Tidak perlu.” Suasana hati Tuan Besar sedang sedih, ‘Mana mungkin bisa makan?‘

“Sebelum pergi, Bibi Juni yang gemuk itu memberikan sckantong barang padaku. Saat aku

membukanya, ternyata itu adalah bakpao berbentuk babi kesukaan Tuan Muda Kecil dan Tuan Putri.

Apa perlu menyuruh bagian dapur untuk memanaskannya?”

Sanjaya mencoba bertanya lagi.

“Bibi Juni?” Tuan Besar mengingat–ingat, “Oh, nenek anak–anak.”

“Sebenarnya, dia adalah pelayan keluarga Nona Tracy.” Sanjaya menjelaskan, “Kabarnya, sejak muda

dia sudah mengikuti ayah Nona Tracy, terus menjaga Nona Tracy, dan sekarang juga menjaga ketiga

anaknya. Nona Tracy dan ketiga anaknya sudah menganggapnya selvagai keluarga, jadi anak–anak

memanggilnya nenek...”

“Em.” Tuan Besar seperti sedang memikirkan sesuatu, “Scorang pelayan bersedia menjaga keluarga

mereka selama tiga generasi. Meskipun keluarga itu sudah jatuh bangkrut, tapi dia tetap tidak pergi

meninggalkan mereka. Bisa dikatakan bahwa Bibi Juni ini adalah pelayan yang setia, juga bisa

menjelaskan bahwa keluarga Tracy ini sangat memiliki solidaritas.”

“Benar!” Sanjaya mengangguk sambil tersenyum kecil.

“Kamu pasti menerima imbalan dari Daniel, bocah tengik itu, jadi kamu membelanya.” Tuan Besar

merespons dengan cepat, lalu berseru dengan marah, “Kamu adalah pelayan yang licik!

“Tuan Besar, Anda harus berbicara berdasarkan hati nurani. Saya melayani keluarga ini selama empat

generasi..”

“Diam!” Tuan Besar memelototinya dengan galak, kemudian dia memegang perutnya dan berkata,

“Aku sedikit lapar, hangatkan beberapa bakpao.”

“Baik, laksanakan.” Sanjaya merasa terkejut, lalu buru–buru menyuruh orang pergi ke dapur untuk

menghangatkan bakpao, sambil mengingatkan, “Sekalian bawakan segelas susu hangat untuk Tuan

Besar.”

“Dua porsi!” Tuan Besar menambahkan, “Tidak asyik makan scorang diri.”

0

“Kalau begitu, saya akan menemani Anda makan.” Sanjaya tertawa.

Keesokan paginya saat Tracy bangun, cahaya mentari sudah masuk dari celah–celah jendela dan

menyinari wajahnya, membawa sedikit rasa hangat.

Dia menutupi sinar itu menggunakan tangannya, lalu sambil menyipitkan mata, dia melihat pepohonan

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

di luar dan melamun.

“Sudah bangun?” Daniel keluar dari kamar mandi dengan memakai baju santai.

“Ya.” Tracy meregangkan pinggangnya dengan malas, “Kenapa kamu bangun sepagi ini?”

“Menemani anak–anak belajar di pagi hari.” Danici mengancingkan kancing bajunya. Wajahnya yang

tampan dan menawan terlihat sangat meniikat di bawah sinar mcntari, “Kamu mau tidur lagi? Kita akan

berangkat jam 10.”

“Tidak.” Tracy duduk dengan malas, lalu mengulurkan kedua lengannya ke arah Daniel, “Gendong!”

Daniel menyunggingkan senyumnya, lalu berjalan menghampiri dan menggigit dadanya.

“Ah, sakit...” Tracy memukul punggungnya, “Menyebalkan!”

“Sekarang sudah sadar?” Daniel tersenyum jahat sambil mengecup tempat yang dia gigit tadi, “Cepat

bangun, aku akan menyuruh orang untuk membawakan sarapan kemari.”

“Terima kasih...” Tracy mencium pipi Daniel, lalu melompat turun dari ranjang.

Daniel juga menepuk–nepuk bokong Tracy. Setelah merapikan kerah bajunya, dia melangkah keluar.

Saat Tracy sedang menggosok gigi di dalam kamar mandi, tiba–tiba ponselnya berbunyi. Dia melihat

sekilas ke arah layar ponselnya, lalu buru–buru menjawab panggilan itu, “Halo, Windy!”

“Kak Tracy.” Terdengar suara Windy dari panggilan telepon itu, suaranya terdengar gemetar, “Tolong

aku, tolong aku... |