We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 627
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 627

Melihat pemadangan mcrcka sekeluarga, Tuan Besar menghela napas panjang.

Untung saja, hanya ada kcterkejutan tanpa ada bahaya, serta tidak membuat kesalahan besar. Jika

tidak, Danicl dan anak–anak sungguli akan membencinya scumur hidup.

“Kejadian hari ini benar–benar membuat terkejut!” Sanjaya tidak bisa menahan helaan napasnya, “Tadi

sungguh inembuat saya ketakutan, jantung lua saya hampir saja tidak bisa menahannya!”

“Ayo, pergi.” Tuan Besar melakukan sebuah gerakan tangan, lalu menoleh dan melihat Bibi Juni yang

sedang mencpi di pintu mobil sambil menangis tersedu–sedu dan terus memanggil “Nona“. Scorang

pengawal buru–buru menghampiri dan melapor, “Bibi Juni, Nona Tracy tidak apa–apa, coba lihat!

Till

Bibi Juni melihat ke arah yang ditunjuk oleh pengawal itu. Itu adalah pemandangan lima orang dan

seckor burung sedang berjalan dengan santai ke arah mobil dalam keadaan aman tenteram.

Bibi Juni langsung menangis gembira, “Baguslah, Nona baik–baik saja, baik–baik saja.”

Kemudian, dia menangis lagi, “Mereka melupakanku, bukankah mereka bilang akan mengajakku

mengambil foto pernikahan?”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Nona, tunggu aku.”

Dengan bantuan para pengawal, Bibi Juni turun dari mobil, lalu dengan tubuh yang gemuk seperti bola,

dia buru–buru pergi mengejar inereka.

“Haha...”

Melihat Bibi Juni berlari dengan tubuh gemuknya, Sanjaya tidak bisa menahan tawanya.

“Tua bangka, kamu selalu tertawa saat melihat Bibi Juni itu, apa kamu ncnyukainya?” Tuan Besar

sengaja menyindirnya.

“Ilah?” Sanjaya lcriciun, lalu buru–buru menjelaskan, “Tidak, bagaimana mungkin saya punya

pemikiran seperti itu. Saya hanya merasa...”

“Huh, kamu merasa tidak tenang, karena sudah mclakukan hal buruk.” Tuan Besar memelototinya

dengan tatapan dingin, lalu memberi isyarat kepada pengawal untuk memapahnya masuk ke mobil,

serta berpesan dengan sikap santai, “Beri tahu bocah tengik itu bahwa aku tidak ikut foto pernikahan.

Aku baru akan datang pada hari pernikahan!”

“Baik...” Sanjaya menundukkan kepala dan merespons. Namun, selesai bicara, dia menjadi terlegun,

“Maksud Anda, Anda... Anda setuju?” |

“Apa bisa tidak setuju?” Tuan Besar menghela napas dengan tak berdaya, “Jika masih tidak setuju,

mereka sekeluarga pasti akan sangat inembenciku.‘

“Benar, benar, baguslah jika Anda berpikir seperti itu. Saya akan melapor pada Tuan Daniel.” Sanjaya

menunduk untuk memberi hormat, lalu buru–buru pergi mengejar Daniel, “Tuan Daniel, Tuan Daniel...”

Daniel baru saja incmasukkan ketiga anaknya ke dalam mobil dan bersiap pergi, tiba–tiba dia

mendengar ada orang yang memanggilnya dari bclakang, maka dia pun menolch. “Paman Sanjaya,

ada apa?”

“Tuan Besar bilang...” Sanjaya sungguh sudah berumur, baru berlari beberapa langkah saja, dia sudah

terengah–cngah scperti ini.

“Jika ada masalah, bahaslah saat pulang.” Daniel mengernyit, dia mengira kakeknya mau membuat

onar lagi. Pada saat ini, dia juga malas memcdulikannya, maka dia bersiap masuk ke mobil.

Sanjaya buru–buru meniru nada bicara Tuan Besar, “Dia bilang, ‘Aku tidak ikut foto pernikahan. Aku

baru akan datang pada hari pernikahan!”

Tubuh Daniel tersentak, lalu menoleh dan melihat Sanjaya, “Maksudnya, kakekku setuju?”

“Haha, tadi saya juga bertanya seperti itu.” Sanjaya tersenyum lebar, lalu dia meniru nada bicara Tuan

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Besar lagi, “Jika masih tidak setuju, mereka sekeluarga pasti akan sangat membenciku.”

“Haha!” Daniel merasa sangat senang, “Sampaikan rasa terima kasihku padanya!”

“Baik.” Sanjaya tersenyum sambil mengangguk, “Ccpal pergi ke rumah sakit. Jika melihat tangan Tuan

icrluka, Tuan Besar pasti akan sedih.”

Setelah berbicara, Sanjaya pun pergi. Namun, dia masih sempat menyapa Bibi Juni yang sedang

datang tergesa–gesa, “Berjalanlah pelan–pelan, jangan sampai jatuh.”

“Oh, terima kasih.” Bibi Juni menganggukkan kepala ke aralinya, lalu pergi mengejar dengan langkah

besar, “Tuan Daniel, Nona, kalian tidak apa–apa, ‘kan?”

“Tidak apa–apa. Daniel melakukan sebuah gerakan tangan, lalu dua pengawal buru–buru memapah

Bibi Juni masuk ke mobil.

“Papi, apa yang Kakek Sanjaya katakan?”

Tadi ketiga anak itu berada di dalam mobil, tidak mendengar perkataan Sanjaya dengan jelas.

“Dia bilang, kakek buyut kalian scruju papi menikah dengan mami.” Daniel pun merangkul Tracy,

“Sekarang sudang tenang, kan?

“Iya.” Tracy mengangguk dengan kuat. Benar, mendapatkan restu dari Tuan Besar, akhirnya dia bisa

menjadi calon pengantin dengan tenang.