We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 673
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 673

Daniel menyelidiki sekali lagi seluruh orang mencurigakan yang pernah berselisih dengan Tracy, tetap

saja tidak ditemukan petunjuk apapun.

Garcia Calcdon telah masuk penjara, Stanlcy Sandya tidak punya kekuatan untuk mengeluarkannya.

Setiap hari, ia sibuk dengan tuntutan hukum dan sibuk meminta pertolongan. Til sama sekali tidak

keluar negeri, apa lagi ke Kota Chiang Mai hanya untuk melukai orang.

Mengenai Linda Hilton, beberapa bulan ini juga tidak ada jejak laporan ia keluar negeri. Bukti

menunjukkan, ia sclalu berada di Kota Bunaken sibuk mengurus proyek.

Daniel hanya bisa terus menyelidiki dari sisi lain...

Linda tahu Daniel sedang menyelidikinya. Ia sangat takut, sekaligus bingung. Ia tidak paham, kenapa

orang yang menyelamatkan Tracy tidak membunuhnya langsung saat itu? Kenapa malah

membantunya menutupi jejak tindakannya?

Jika tidak dibantu, aksinya pasti sudah diketahui oleh Daniel sejak awal.

Entah apa pun alasannya, akhirnya ia dapat lolos untuk saat ini.

Hanya saja, pergelangan tangan kanannya telah tertembak, kedepannya ia akan menjadi cacat.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dalain sekejap, tiga bulan berlalu.

Daniel tetap tidak menemukan keberadaan Tracy.

Saat anak–anak tidak melihat papi dan maminya, awalnya mereka terus mempertanyakannya,

kemudian mulai menangis dan berulah. Pada akhirnya, Tuan besar memberitahu mereka dengan

kejam, bahwa mami mati karena sakit!

Anak–anak seperti tersambar petir ketika mendengarnya. Mereka menangis tak terkendali.

Wajah Carles memeralı karena tegang, ia berteriak dan menangis menggebu–gebu, “Tidak mungkin,

Mami baik-baik saja, kenapa mati? Kalian pembohong, pembohong.”

“Aku tidak peduli, Mami belum inati, Mami belum mati.” Carla mendongakkan kepala kecilnya.

Menangis dengan napas lerengah–ungah, “Aku ingin Mami, aku ingin Mami.”

“Pasti ada sesuatu dalam insiden ini.” Carlos berseru dengan tubuh gemetar. Ia bertanya dengan

tangan mengepal, “Saat Papi dan Mami menikah di hari itu, kalian tiba–tiba menyeret Mami pergi.

Kalian bilang akan mengobati penynkitnya, kemudian ketika kami ingin menjenguk Mami, kalian tidak

mengizinkan kami pergi.

Apa kalian telah mengusir Mami pergi? Kalian bawa Mami ke mana? Apa karena mami tidak memiliki

latar belakang yang bagus, jadi kalian tidak mengizinkannya menikah dengan Papi, jadi kalian sengaja

membawanya pergi? Begitu, ‘kan??”

Hati luan besar sangat sedih ketika menghadapi tangisan dan pertanyaan tiga anak ini. la Sudan

mempersiapkan mental scjak awal, tetapi ketika melihat anak–anak seperti ini, ia tctap merasa

bersalah...

Namun, ia masih berusaha untuk menjelaskan dengan serius.

“Kakek buyui setuju Papi dan Mami menikah, tentu saja tidak keberatan dengan latar ! belakangnya.

Mami benar–benar sakit, saat menikah hari itu, dia mimisan, darahnya sangat banyak. Kami harus

mengantarkannya untuk berobat. Hanya saja tak disangka, pengobatan tidak berjalan lancar...”

“Aku tidak percaya, bukan seperti ini. Tidak mungkin.” Carlos menggelengkan kepala menangis, “Mami

tidak mungkin mati, Mami tidak mungkin mati. Kalian menipuku, menipuku. Aku ingin pergi mencari

Mami..”

Setelah berbicara, Carlos berlari keluar dengan cepat.

Carles dan Carla juga ikut lari ke luar ketika melihat Carlos berlari.

“Kak Carlos....”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Tuan muda!”

Pengawal dan pelayan buru–buru mengejarnya.

“Cepat kejar, jangan sampai terjadi sesuatu.” Tuan besar gelisah.

“Baik.” Sanjaya membawa orang dan mengejar mereka sendiri, tetapi baru berlari keluar dari pintu, ia

langsung berhenti.

Daniel yang sudah tak pulang selama tiga bulan, turun dari mobil. Ia tampak kelelahan dan wajahnya

berubah.

Jenggot tumbuh keluar, rambut memanjang, kulit menjadi gelap dan matanya dipenuhi dengan urat

merah. Ia sudah lama sekali tidak icridur lelap.

Ketiga anak yang melihatnya, icricgun sesaat, lalu menerjang ke depan, memeluk kakinya...

“Papi, Kakek buyut bilang. Mami sudah mati. Aku tidak percaya, aku tidak percaya!”

“Papi, bawa aku cari Mami. Kami ingin Mami!”

“Papi, Mami belum mati, ‘kan? Mami baik–baik saja, ‘kan?”

“Benar.” Daniel membungkukkan punggung membantu menyeka air mata dan ingusnya, “Mami belum

mati, ia masih hidup. Ia hanya hilang, Papi sedang mencarinya. Suatu hari nanti, Mami pasti kembali!”

Suaranya menjadi lebih serak ketika mengucapkan kalimat terakhir. Ia memeluk ketiga anaknya

dengan crat, tidak ingin mereka melihat genangan air mata dalam matanya...