We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 682
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab

“Kalian terlalu memahami papi.” Daniel agak tak berdaya, “Tapi, kali ini papi memilihnya dengan hati–

hati, tidak terlalu sama dengan yang dulu...”

“Sclain versinya berbeda, apa lagi yang berbeda?” Carlos memutar mata ke atas meliriknya,

“Sudahlah, aku tidak berharap banyak.”

“Kalian suka apa? Papi suruh orang beli.” Danicl lekas bertanya.

“Memangnya itu masih disebut kado?” Carles menepuk–nepuk pundak Daniel seperti orang dewasa,

“Sudahlah, Papi, aku tidak ingin mempersulitmu. Sudah bagus ada kado.”

“Benar, aku sangat suka boneka ini, toh ini boneka versi terbaru.” Carla memainkan boneka barunya

dan menggunakan jarinya berhilung, “Setelah dihitung, ia sudah menempati urutan ke–39!”

“Lain kali, pasti akan memberi kalian kejutan.”

Daniel merasa dirinya harus memperbaiki masalah ini. Kalau tidak, sctiap memberi hadiah, anak–anak

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

akan terpaksa menerimanya.

“Acara sudah mau selesai, ayo kita pergi.”

Carlos sudah tidak lahan lagi. Baginya, kegiatan formal ini hanya membuang waktu. Jika bukan karena

Carla berpidato hari ini, ia pun malas datang kemari.

“Oke, ayo jalan.” Danicl membawa tiga anak meninggalkan acara terlebih dahulu. Ia ingin seperti dulu,

menggendong mereka di pundaknya, namun tiga anak itu sudah tidak bersedia.

“Aduh, sudah SD, masa masih duduk di atas bahu Papi?”

Carles semakin suka berlagak dewasa, ia melirik teman perempuan di sekelilingnya dan berbisik

kepada Daniel...

“Sekolah ini banyak anak perempuan cantik. Kalau mereka melihatnya, mereka akan mengira aku

anak papi yang manja, lalu kedepannya tidak akan bermain dengaku.”

“Hahaha...” Daniel tertawa terbahak–bahak, “Anak papi!”

“Kak Carles, saat lulus taman kanak–kanak, kakak pernah berjanji pada pacar berdarah campuran itu.

Ketika besar nanti, kakak akan menikahinya.” Carla mcnaikkan alis dan bercanda kepadanya sambil

terkekch, “Kakak juga memberinya sebuah surat cinta. Sudah lupa?”

“Taman kanak–kanak telah usai. Sckarang sudah SD. Masa lalu adalah masa lalu.” Carles meliriknya

dan berbicara dengan serius, “Siapa yang ingat masa kecil?”

“Carles, kamu tidak setia.” Carlos mendesah kchilangan kata–katanya, “Tidak baik seperti ini!”

“Benar sckali” Carla mengerucutkan bibirnya dan memclotouinya dengan tak suka,

“Benar, sama sekali tidak mirip dengan Papi.” Papi menepuk kepala Carles.

“Memangnya Papi setja?” Carlos tiba–tiba bertanya, “Terus apa yang terjadi dengan Bibi Victoria itu?”

Ketika mendengar ucapannya. Daniel tertegun. Ia mengira anak-anak masih kecil, tidak paham apa

pun, jadi ia tidak pernah mendiskusikan hal ini secara langsung pada mereka, tetapi Carnpaknya

sebenarnya mereka paham.

Waktu itu, Tuan besar menghapus bersih seluruh informasi mengenai Tracy dan mengguninkan

Victoria untuk menggantikan posisinya.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Walaupun anak–anak tidak paham masalah ini, tetapi mereka tetap dapat incrasakan. Selama dua

tahun ini, Victoria sering keluar masuk rumah, berusaha baik pada mereka dan Daniel.

Jika dia orang lain, anak–anak mungkin akan mengacuhkan dan inembencinya.

Tetapi, Victoria lemah lembut dan berfisik lemah, juga bisu. la tampak kasihan, bahkan anak anak juga

tidak tega berucap kasar padanya, jadi mercka hanya bisa menjaga jarak dengan sungkan!

Anak–anak sudah besar dan sudah mulai memahami maksud orang dewasa. Mereka tahu, kakck

buyut ingin Bibi Victoria menjadi ibu baru mereka....

Carles dan Carla juga menjadi serius ketika membahas topik ini. Mereka mendongak melihat Daniel

Carles mengernyitkan kening dan bertanya langsung, “Papi, apa papi menyukai Bibi Victoria?”

“Papi, apa papi akan menikahinya?” Carla menggandeng tangan Daniel dan menatapnya dengan

gelisah.

“Tidak akan.” Danicl menggelengkan kepala, “Dalam bati papi, hanya ada Mami kalian.”

“Baguslah kalau begitu.” Carlos menghela napas lega dan berkata dengan serius, “Belakangan ini, aku

sering memimpikan Mami. Aku merasa Mami akan segera kembali.”