We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 703
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 703

“Alih!!!”

Tempat itu penuh kegemparan, semua orang tercengang.

Ini.... Tuan Daniel demi mendapatkan wanita, rela melakukan apa saja.

Scorang pria terbius oleh kecantikan wanita!

Bisnis penting, namun wanita cantik lebih penting!

Agar wanita senang, ia menurunkan statusnya untuk menari tarian striptis!

Semua kata–kata indah itu menggambarkan tindakan heroik Daniel dan melintas dalam benak para

penonton....,

Mereka tidak hanya terkejut, juga bersorak. Entah seberapa hebat seorang pria, pada akhirnya tak

mampu lari dari genggaman tangan wanita!

Duh, salut sekaligus menyedihkan!

“Hahaha....” Tracy tertawa sangat bahagia, “Presdir Daniel benar–benar Presdir Daniel. Sungguh

dapat dipercaya, aku kagum padamu, salut!!”

“Hihi....” Naomi, Paula dan lainnya juga tersenyum sombong,

Seolah saat ini semua orang merasa Grup Moore pasti menang!

Tentu saja, karena peraturan ditentukan oleh mereka. Memangnya mereka bisa kalah?

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Ayo! Mulai!” “Tracy sudah tidak sabar ingin melihat hasil akhir. Ia melambaikan tangan berkata kepada

Ryan, “Jangan takut, Tuan Daniel kalian yang menari, bukan kamu!”

Ryan melihat wajali yang pernah akrab dan familiar dengannya dulu, sekarang tсlah menjadi wajah

yang arogan dan dingin. Ia bersumpah di dalam hati, ia tidak akan pernah menyentuh wanita di scumur

hidupnya!

Wanita itu air bah, ia adalah sumber dari bencana...

“Kenapa bengong?” Daniel juga mendesaknya, “Ayo, mulai!”

Ryan kecewa di dalam hati. Tuan Daniel mereka sudah tidak ada batas toleransi hanya demi

memenangkan hati wanita.

Sudahlah, mati ya mati saja!

Ryan menarik napas dalam–dalam. Ia memegang anak panah terakhir dan berjalan ke posisinya.

“Cepat scdikit!” Naomi mendesak dari samping. Anak panah di tangannya sudah siap. Ia yakin Ryan

tidak akan bisa mengenai target, jadi ia menunggu Ryan gagal.

Para pengawal keluarga Moore bersikap angkuh satu per satu, semuanya menggunakan tatapan mata

mendesak Ryan.

Para pengawal keluarga Wallance lampak ditindas dan menderita. Bahkan, Tuan Daniel saja berpihak

pada musuh, mereka pun tak punya harapan lagi...

Duh....

Ryan memincingkan mata, bersiap melempar anak panah.

Mclihat anak panah yang akan terbang mengenai kelopak bunga. Paula lekas menghindar,

sedangkan di saat bersamaan, sebuah es batu melesat kemari dan mengenai wajah sisi kanannya.

Membuatnya tak sempat menghindar, melainkan memiringkan kepala...

Anak panah iu mcluncur melintasi kelopak bunga itu dan mendarat di papan target belakangnya

dengan sedikit bergetar.

Kelopak bunga mawar merah jatuh perlahan–lahan ke rok hitam Paula, lalu jatuh ke dalam gelas

sampanye dan air perlahan–lahan beriak...

Seolah waktu telah berhenti, suasana itu membeku.

Semua orang membelalakkan mata dan menahan napas. Mereka memandang kelopak bunga mawar

itu dengan bengong.

Sesaat kemudian, ada orang yang bereaksi dan berseru, “Menang!

“Keluarga Wallanec menang!”

Selanjutnya diikuti oleh sorakan semangat dari para penguasa di sekeliling

“Kita menang!”

Pengawal keluarga Wallance yang diam pun bersemangat kembali.

Hartono lckas mendekat dan menarik kasar tangkai bunga mawar dari mului Paula. Ia memperlihatkan

kepada semua orang. “Kalian lihat, sudah tidak ada kelopak bunga tersisa. Kami menang, kami

menang!”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Kesadaran Ryan baru kembali. Ia tersenyum riang, tetapi ia bereaksi cepat dan menoleh memandang

Daniel.

Tatapannya penuh dengan kekaguman dan penghorinatan!

Ternyata, Tuan Daniel mereka tidak pernah berubah....

“Terima kasih!” Daniel menggunakan serbcu menyeka tangannya yang basah dengan elegan.

“Tadi kamu... bertindak?”

Tracy melihat tangan Daniel, lalu mengernyitkan kening.

Pergerakan Danicl sangat cepat, seperti kilat. Ja sama sekali tidak sempat bercaksi.

Tak salah lagi. Di saat kritis itu, Daniel menggunakan sekeping es batu melempar ke sana. Ia

mnenargeti vajalı sisi kanan Paula dengan tepat.

Paula mcmiringkan kepala dengan spontan, sehingga membuat anak panah itu mengenai kelopak

bunga dengan tepat.

“Benar.” Daniel tidak menyangkal malahan menaikkan alis tersenyum, “Kenapa? Bekerja sama boleh,

kan?”

“Kamu....”

LE

“Ini tidak terhitung, ini jelas–jelas curang.” Naomi berkata dengan marah.

Mala Danicl ke atas melihatnya. Tatapannya ringan, namun ada rasa dingin yang menusuk.

Naomi ketakutan, hingga mundur beberapa langkah, ia tidak berani bicara.