We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 906
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 906

Setclah diam sesaat, Carlos menambahkan lagi, “Carles dan Carla juga terkejut saat melihatnya. la

juga terkejut ketika melihat kami. Mungkin karena ini, tatapan aura pembunuh dalam matanya

langsung menghilang.”

Ketika mendengar ucapan Carlos, hati Daniel semakin ruwet. Dulu, ketika Tracy menyembunyikan

masalah anak–anak darinya, ia mengira anak–anak adalah anak dari pria lain...

Karena wajah tiga anak tidak mirip dengannya.

la selalu berpikir gen keluarga Wallance sangat kuat. Sekarang ia baru tahu bahwa gen keluarga

Moore jauh lebih kuat. Wajah anak–anaknya malah mirip dengan Lorenzo Moorc, si pria menyeramkan

itu!!!!

Perasaan ini benar–benar..!

ida puluhan ribu semul sedang menggerogoti jantungnya. Sangat tidak nyaman, namun hanya bisa

ditalian.

Benar–benar menyesakkan sekali!!!

“Papi kenapa?” Carlos mcmandang wajah Daniel yang berubah, ia langsung menyadari, apakah

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

dirinya ada salah bicara. Ia lekas menghibur pupi, “Mami mirip dengan Paman, sebenarnya kami mirip

dengan Mami...”

Daniel tidak bicara, ia mengambil segelas air dan ineminumnya habis. Setelah meminum habis, ia

hampir memuntahkan keluar, “Apa ini?”

“Susu kocok Carla....

Carlos menoleh kepala melihat ke arah Carles dan Carla, tetapi mereka berdua tidak ada disana.

Scorang pengawal wanita berbicara, “Tuan muda dan Tuan putri ke dapur.”

“Oke.”

Tracy sedang memotong kulit pangsit, Carles dan Carla tiba–tiba masuk ke dapur. Kedua orang itu

membawa kue mini, ingin berbagi bersama Mamil

“Carles, Carla, kenapa kalian kemari?” Tracy menyunggingkan senyuman lebar ketika melihat anak–

anak. “Mami sudah selesai membuat kulit pangsit, coba kalian lihat!”

“Wah, Mami hebat sekali!” Carles mengancungkan jempol dan memujinya, “Mami, dulu mic yang Mami

rebus selalu kenyal, sekarang Mami sudah bisa membuat kulit pangsit, perkembangannya besar, loh!”

“Mami hebat!” Carla mendekat mencium wajah Tracy, lalu menyuapinya kue. Mami, cicip ini. Mousse

mangga ini enak sekali.”

“Terima kasih. Carla....” Tracy incncicip scgigit, lalu lanjut membuat kulit pangsit. Karena telah

mendapatkan pujian dari anak–anak, ia semakin bersemangat, ‘Maini akan segera selesai dan akan

inembuat kalian puas!”

“Terima kasih, Mami....”

“Mami, sini aku bantu.”

Carles telah selesai makan kue, ia membantu Tracy memotong kulit pangsit.

“Haus sekali, aku ingin minum air.” Carla merasa sangat haus setelah menghabiskan kue. la 1 melihat

di samping ada secangkir teh, jadi ia bertanya, “Mami, teh hitam lcmon ini bolch kuminum?”

“Colsa cek panas tidak, jika tidak panas boleh minum.” Tracy menginstruksikannya, “Tapi, minum

sedikit saja, ya.”

“Okc...” Carla menjawab, lalu menjinjitkan kakinya meraih teh hitam itu.

Paula membantu mengambilkan cangkir itu dan membantu Carla minum.

Carla benar–benar haus, ia menghabiskan setengah cangkir.

“Sudah, anak kecil tidak boleh minum terlalu banyak ich hitam...” Tracy menoleh kepala menatapnya,

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Keluar minum jus saja.”

“Oh, aku masih ingin minum, kalau begitu aku keluar dulu.”

Carla berlari ke luar dengan kaki mungilnya.

Paula mengikuti dari belakang melindunginya,

“Carles, kamu juga keluar. Makan sedikit dulu, jangan kelaparan.” Tracy berkata kepada Carles, “Mami

akan segera membawa pangsit ke luar.”

“Oke.” Carles juga berjalan ke luar.

Di saat ini, Daniel menemukan mereka berdua dan bertanya, “Carles, Carla, kalian juga ingin tinggal di

tempat Marni atau ingin pulang bersama Papi?“|

Carles dan Carla saling memandang, lalu menoleh ke arah dapur. Mereka tidak berani menjawab.

“Utarakan saja pemikiran kalian, tidak apa–apa.” Daniel berjongkok menggendong dua anak,

di

“Aku ingin pulang, tapi aku tidak rela meninggalkan Mami Carles tampak kesulitan.

“Pak kesulitan

“Aku juga...” Carla mengerucutkan bibir, ia agak kesulitan, “Papi, bolehkah aku membawa Maini

pulang?”