We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 908
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

“Baguslah jika enak.”

Tracy sangat bahagia. Setelah penderitaan begitu lama, akhirnya dapat membuat anak–anak puas.

“Ini adalah pangsit terenak yang pernah kumakan, terima kasih Mami..”

Carla memeluk Tracy dan menciumnya dengan energik.

“Aku juga mau, aku juga mau.” Carles mendekat mencium Tracy.

“Mami juga makan.” Carlos menyuapi pangsit ke Tracy.

Tracy memeluk anak–anak duduk di atas sofa. Satu keluarga makan dengan bahagia. Bos restoran

menghidangkan sisa pangsit. Tracy juga meminta Naomi dan Paula mencicipinya bersama–sama.

Semua orang tak berhenti memuji, tak disangka masakan pertama Tracy begitu cnak.

Tracy juga sangat bahagia, ini lebih memuaskan dibandingkan dengan berhasil menyepakati bisnis 2

triliun!

Di meja sebсlah, situasi keadaan ayah dan anak tampak suram, tidak ada kebahagiaan. Jonson

meletakkan alat makan dan berkata kepada Victoria, “Tidak makan lagi, kita pergi.”

Victoria menganggukkan kepala, tetapi ia membuat gestur langan.

Jonson mengernyitkan kening, “Untuk apa kamu ke sana? Jangan mempermalukan dirimu...”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

la belum selesai bicara, Victoria sudah terlebih dahulu berdiri dan berjalan menuju ke tempat Tracy.

Naomi menghalanginya, Tracy melihatnya, lalu membuat gestur tangan.

Naomi menibiarkannya jalan mendekat.

Victoria berjalan ke sisi meja dan membuat bahasa isyarat kepada Tracy sambil tersenyum, “Halo,

Nona Tracy!”

Setelahnya, ia menyapa anak–anak, “Anak–anak, halo!”

“Halo, Bibi Victoria..” Carla membalas dengan sopan.

Carles melirik Carlos, lalu juga menyapa balik dengan sopan, “Halo, Bibi Victoria!” |

“Bibi Victoria, ada apa?” Carlos bertanya dengan sopan.

“Bibi hanya ingin menyapa kalian, tadi belum sempat.”

Victoria tersenyum sambil menggerakkan bahasa isyarat. Sikapnya sangat rendah hati bahkan sangat

ramah

“Tidak usah sungkan.” Tracy menjawab dengan dingin, “Sudah selesai menyapa, kamu sudah boleh

pergi.”

Walaupun Victoria tampaknya tidak memiliki niat jahat, tetapi ketika Tracy melihat wajah ini. cniab

kenapa, ia merasa kesal dan benci. Ia sudah berusaha mengendalikan suasana hatinya. bersikap

ramah pada Victoria, tetapi ia juga berharap Victoria tidak lagi muncul dalam pandangannya.

Victoria menganggukkan kepala, matanya berputar melihat Carla, lalu berkata dengan bahasa isvarat,

“Carla, ususmu tidak baik, minum sedikit saja, ya.”

a

“Aku tahu, terima kasih, Bibi Victoria.” Carla berterima kasih dengan suara kecil.

Victoria tersenyum padanya, lalu berbalik badan pergi bersama ayahnya.

Tracy menemani anak–anak makan malam. Ketika hendak pulang, ia menyadari Ryan dan beberapa

pengawal masih berada di luar menunggu. Ia baru saja ingin bertanya, Carlos sudah terlebih dahulu

berkata, “Mami, ada hal yang ingin kami diskusikan denganmu.”

“Ada apa?”

Tracy menyadari tiga anak memandangnya dengan gelisah, ia kira–kira sudah dapat menebak.

“Carles dan Carla ingin pulang ke tempat Papi....” Carlos bertanya dengan hati–hati, “Apa boleh?”

Tracy memandang Carles dan Carla. Tatapan kedua orang itu penuh pengharapan, hatinya tcrasa

sedih. Jika orang lain yang mengatakan hal ini, ia pasti tidak akan mclepaskan mereka. Tetapi, anak–

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

anak yang mengatakan langsung, ia tidak tega untuk menolaknya.....

“Mami, Carla tidak rela berpisah dengan Mami. Mami pulang bersama kami, ya?”

Carla menarik tangan Tracy, memandangnya dengan mata berair.

“Mami juga tidak rela berpisah dengan kalian.” Tracy memeluk Carla, “Tapi, di sana bukan rumalı

Mami. Mami tidak bisa ke sana, jika kalian ingin pulang, Mami tidak akan melarang.”

“Mami, aku tidak pulang. Aku akan tinggal bersama Mami.” Carlos lekas berkata, “Biarkan mereka

berdua pulany.”

“Kamu tidak takut pada Paman?” Tracy sangat terkejut.

“Aku tidak takut.” Carlos memiringkan kepala dan berpura–pura tangguh, “Orang yang berwajah sama

persis denganku, apa yang perlu ditakutkan!”

Tracy membclai kepalanya dan berkata dengan lembut, “Carlos, tidak apa jika kamu ingin pulang.

Mami akan mencari waktu untuk bermain bersama kalian.”

“Tidak, aku ingin bersama Mami.” Carlos sangat yakin, “Kecuali Mami tidak menginginkanku,

kedepannya aku ingin ikut klengan Mami.”

Tracy sangat terharu, ia memeluk Carlos dengan erat.