We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 977
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 977

Pagi!” Daniel merespon dengan sepatah kata, ia lalu berdiri dan berjalan menghampiri Tuan Besar,

mendorong Tuan Besar ke depan meja dan berkata kepada anak–anak, “Kenapa tidak menyapa

Kakek Buyut?”

“Pagi, Kakek buyur.” Mereka bertiga menyapa Tuan Besar satu per satu.

“Anak baik.” Tuan Besar tidak terlihat begitu baik hari ini, ia terlihat sedikit lemah dan pucat, jelas ia

tidak bisa tidur semalaman, tetapi ketika dia melihat anak–anak, senyum penuh kasih muncul di

wajahnya.

Namun, saat melihat Carla, ia langsung mengerutkan kening, “Carla, kenapa kamu jadi sckurus ini?”

“Kakek buyut, aku sakit.”

Carla mengerahkan seluruh tenaganya untuk berkata satu kata ini, lalu mulai terbatuk–batuk.

“Carla, kamu kenapa?” Tracy langsung menepuk–nepuk punggung Carla dengan lembut, “Kamu

terkena angin, inami antar ke atas untuk istirahat, ya.”

Tracy tidak ingin bertemu dengan Tuan Besar, ia bersiap–siap mengantar Carla, lalu pergi.

“Biar Bibi Riana yang antar.” Daniel tiba–tiba berkata, “Carlos, Carles, kalian sudah selesai makan,

“kan? Temani Cala di atas.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Aku belum kenyang...”

Carles yang belum selesai berkata, Daniel memotong perkataannya dengan tatapan matanya.

la langsung mengerti, papi ingin mereka semua naik ke atas, ia kemudian mengambil dua bakpao babi,

berdiri dan mengikuti Bibi Riana dan Carla naik ke atas.

“Mami...” Carlos menatap Tracy, ia khawatir mami akan diusik.

“Pergilah.” Tracy mengusap–usap kepala mungil Carlos dan berkata dengan lembut, “Jangan khawatir,

mami akan datang menjemput kalian secepatnya.”

“Mereka...” Tcpat saat Tuan Besar hendak berkata, Carlos menatapnya dengan lalapan mala tajam, ia

pun menahan perkataannya,

“Okc.” Carlos memeluk Tracy, lalu mengalihkan tatapannya menatap Daniel, “Papi, apa Papi ingat, dua

tahun yang lalu, Papi berjanji padaku untuk melindungi Mami.” |

“Ingat.” Daniel menatap Carlos dengan dalam, “Papi tidak akan mengingkari janji, percaya pada Papi,

okc?”

Carlos tertegun, ia jarang melihat papi yang seperti ini, meskipun ia berkata dengan santai, namun

sorot matanya begitu tegas.

“Oke!” Carlos memutuskan untuk mempercayai papi, “Aku percaya pada Papi!”

“Anak pintar, naiklah ke atas.”

Daniel mengedipkan mata, Thomas menggandeng Carlos pergi, pada bersamaan juga menyuruh

orang pergi melindungi anak–anak.

Daniel mengalihkan pandangannya dari Carlos, ia menyapa Jonson dan Victoria: “Kenapa berdiri?

Duduklah, kita sarapan bersama.”

“Tidak perlu.” Jonson melirik Tracy, kemudian ia buru–buru mengalihkan pandangannya, “Aku dan

Victoria akan kembali ke kamar terlebih dahulu.”

Jonson berkata sambil menarik Victoria pergi...

“Duduklah.” Tuan Besar memerintah, nada bicaranya tinggi dan angkuh, “Ini adalah rumah keluarga

Wallance, kalian adalah tamu kehormatan kami, tidak ada yang perlu ditakuti.”

“Ini...” Raut wajah Jonson tertekan.

“Yang kakek katakan benar.” Daniel berkata dengan santai, “Duduklah.”

Jonson melihat Daniel begitu memperhatikan mereka, ia menaikkan alisnya, bertukar pandang dengan

Victoria, lalu duduk di meja makan.

“Kenapa duduk jauh–jauh?” Tuan Besar bertanya, “Duduk di sini.”

Kedua ayah dan anak itu bergeser mendekat, Jonson duduk di samping Tuan Besar, Victoria duduk di

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

samping Daniel.

Tracy menundukkan kepala minum teh, ia tidak berkata satu patah katapun.

Namun, ia menggenggam cangkir teh dengan lebih kuat.

“Bibi Riana, ganti alat–alat makannya, tambahkan makanan kecil.” Perintah Danicl.

“Baik.” Bibi Riana langsung melaksanakan perintahnya.

Bibi Nina tidak dapat menahan amarahnya, namun ia hanya dapat melaksanakan apa yang

diperintahkan.

Naomi terbakar api emosi saat melihat sikap Daniel, ia berbisik: “Nona Tracy, kita pergi saja!”

Tracy meletakkan cangkir tehnya, ia mendongakkan kepala menatap Daniel: “Tujuh hari lagi, aku akan

kembali menjemput anak–anak, jika aku menemukan scdikit saja luka pada anak–anak saat aku tidak

berada di samping mereka, aku tidak akan melepaskanmu!”

Ia berkata sambil berdiri dan bersiap–siap untuk pergi...

“Berani sekali kamu.” Tuan besar berteriak dengan marah, “Apa dengan kamu ingin membawa anak–

anak pergi, maka kamu bisa langsung membawa mereka pergi begitu saja? Mereka bermarga

Wallance, siapapun tidak bisa membawa mereka pergi.”

“Kalau begitu kita coba saja.” Tracy tidak segan–segan lagi.