We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 310
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 310

Carlos masih menunggu di depan pintu unit gawat darurat dengan panik, tubuh kecilnya juga sudah

scdikit lelah.

“Apa lapar?” Tuan Besar memberikannya sebuah hamburger dan segelas jus, “Aku meminta orang

untuk membuatkan masakan vegetaris bergizi dan mengantarnya ke sini, tapi mungkin butuh sedikit

waktu, kamu makan ini dulu untuk mengganjal perut.”

“Tidak perlu, terima kasih.”

Carlos melirik hamburger, perutnya berbunyi, wajah kecilnya langsung memerah.

Mana mungkin dia tidak lapar? Biasanya setelah pulang ke rumah pukul 3.30 sore, dia makan camilan

dulu, lalu makan malam pada pukul 6.

Namun, hari ini, dia tidak makan camilan, juga tidak makan malam, bahkan tidak minum air sama

sekali.

Sekarang kelelahan sampai seluruh badan tidak bertenaga, wajah kecilnya pucat, bibirnya kering,

sesekali menggunakan lidah kecil untuk membasahi bibir.

“Makanlah.” Tuan Besar membelah hamburger menjadi dua bagian, memberikan setengah padanya,

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

“Aku tidak bisa menghabiskan hamburger yang begitu besar. Kainu anggap saja menbantuku.

Seharusnya guru pernah mengajarimu, ‘kan? Anak buik harus membantu orang lain!”

“Baiklah.” Carlos menerima hamburger dengan sedikit terpaksa, berpura–pura berkala dengan dingin,

“Orang lua jangan terlalu banyak makan makanan seperu ini, tidak mudah dicerna.”

“Benar.” Tuan Besar tertawa. “Cepat makan.”

“Anda makanlah dulu. aku mau pergi mencari Carla.”

Carlos menelan air liur saat melihat hamburger, ictapi sama sekali tidak memakannya, berjalan ke arah

lift sambil membawa hanburger dengan hati–hati.

Tuan Besar sangat penasaran, mengikuti Carlos tanpa bersuara......

Carlos tiba di bangsal di lantai bawah, mencari perawal untuk meminta gelas sekali pakai, mengambil

scrclas air hangat, kemudian membawa air hangat dan hamburger ke bangsal untuk mencari Carla.

Saat ini, Carla berbaring dan tertidur di ranjang, ada scorang perawat yang menemani di sampingnya.

“Carla!” Carlos memanggil dengan pelan. Carla tidak bangun, masih tidur dengan nyenyak.

Carlos tidak ingin membangunkannya, membcrikan air hangat dan hamburger pada perawat, lalu

berkata dengan pelan: “Kakak Perawal, setelah adikku bangun, tolong suapi dia.

Di luar pintu, Tuan Besar sangat terharu melihat adegan ini, ternyata anak ini mengantar

hamburger untuk adiknya.

“Kamu membelinya untuk adikmu?” Perawat menerimanya, bertanya dengan penasaran. “Adik usiamu

baru tiga tahun, kan? Sudah bisa menjaga adik, hebat sekali!”

“Aku scorang kakak, sudah seharusnya menjaga adik.” Carlos meinbusungkan dada, sangat

bertanggung jawab, “Kakak Perawat, bagaimana kondisi adikku? Apa parah?”

“Tidak parah!” Pcrawat berjongkok, berkata dengan lembut. “Tenang saja, adikmu baik–baik saja. dia

hanya mengalami radang amandel. Setclah minum obat, banyak minum air, dan istirahat, maka akan

sembuh.”

“Mamiku bilang, kalau inengalami radang amandel, scharusnya makan makanan lembut dan hambar,

harus minum banyak air, juga makan bubur sayur......” Carlos inclihat Carla dengan rasa bersalah. Tapi,

sekarang aku tidak bisa menghubungi Mami dan Nenek, juga tidak punya uang untuk beli bubur untuk

Adik. Adik malam ini bclum makan, pasu lapar.”

“Uhm......” Perawal merasa terharu sampai matanya berair, scycra menepuk bahu Carlos dan berkata,

“Adik, kamu jangan cemas, Kakak akan menjaga adikmu dengan baik. Kakak akan memesan bubur

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

dan meminta orang mengantarnya ke sini. Setelah adikmu bangun, Kakak akan incnyuapinya.”

“Terima kasih, Kakak.” Carlos membungkuk pada perawat tersebut, lalu mengeluarkan sebuah buku

cerita dan membcrikannya padanya, “Aku bcrikan ini padamu scbagai jaminan. Setelah mamiku

datang, dia akan membayar uang bubur padamu.”

Mata Tuan Besar memerah, tangan yang memegang tongkat sedikit gemetar.

Carlos sudah menyentuh bagian yang terlembut di dalam hatinya. Dia benar–benar tidak menyangka,

scorang anak berusia tiga tahun, malah begitu bertanggung jawab, mengerti untuk berterima kasih,

benar–benar luar biasa!

“Tidak perlu.......Perawat segera menolak.

“Mohon diterima!” Carlos sangat bersikeras.

Perawat terpaksa mencrimanya untuk sementara, segera memberikan setengah hamburger di

samping padanya: “Adikmu tidak bisa makan hamburger dan minum jus, kamu makanlah, seharusnya

malam ini kamu belum makan, ‘kan?”

“Hmm....” Carlos mencrima hamburger, menclan air liur, tetapi tidak memakannya, melainkan

membungkusnya dengan hati–hati, lalu memasukkannya ke dalam tas, “Aku simpan dulu, setelah

Carles bangun, aku akan berikan padanya.”