We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 334
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 334

Carlos mendoncak, ia mclihat sepasang mata dingin dan arogan scrta sudut bibir yang terangkat

setengah senyum, “Anak kecil, kamu pernah mendengar Grup Sky Well?”

Tubuh Daniel tinggi dan ramping seperti seekor binatang buas, menatap Carlos yang lemah dan kecil

dengan arogan.

Di saat ini, satu besar satu kecil, kedua mata mereka saling bertemu dan membentuk perbedaan yang

kontras.

“Kamu?” Carlos langsung menatap mata Daniel, keningnya berkerut, kedua tangan kecilnya

menggepal erat

“Ah...”

Carla tiba–tiba berteriak ketakutan, ia segera bersembunyi di belakang Tuan Besar. Tangan kecilnya

memegang ujung bajunya. Ia ketakutan hingga gcmctar.

“Jangan takut, jangan takut!” Tuan Besar segera melindungi Carla di belakangnya dan

menenangkannya dengan lembut, “Carla, ini adalah cucuku. Dia bukan orang jahat.”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Setelah berbicara, ia menunjuk Daniel sambil bergumam, “Lihatlah dirimu, kainu menakuti mereka.”

“Dia adalah cucu kakek?” Carlos terkejut.

“Dia, dia, dia...

Carla ketakutan bingga berbicara terbata–bata, la gemetaran bersembunyi di belakang badan Tuan

Besar.

“Kenapa? Apa tidak mirip?” Daniel menyunggingkan senyuman, sebuah senyuman palsu, “Jangan

takut, paman tidak akan menyakiti kalian. Panan akan mengantarkan kalian pulang

“Tidak usah.” Carlos mengernyitkan alis dan memelototi Daniel dengan marah.

“Carlos, kamu kenapa?” Tuan Besar merasa sikap Carlos anch. Ia segera mendekat membujuknya,

“Jangan takut, kalau kamu tidak ingin dia mengantarkan kalian pulang. Biar kakek saja yang anlar.”

Setelah itu, ia mengernyitkan kening berbicara pada Daniel, “Lihat, kamu buat anak–anak takut. Tidak

perlu kamu antar, aku akan mengantar mereka pulang.”

“Aku tidak melakukan apa–apa.” Daniel merentangkan tangan tanpa daya, “Apa wajahku tampak

menakutkan?”

luar sana, jangan menakuti anak–anak. Tuan Besar mendorongnya dengan kesal.

“Kakek, aku adalah cucu kandungmu.”

Daniel kehilangan kata–kata. Pria tua ini, setelah bertemu dengan anak lain, ia mengabaikan cucu

kandung sendiri.

“Aku suruh kainu keluar, kamu tidak dengar?” Tuan Besar mengangkat tongkatnya ingin memukul

Daniel.

“Carlos, Carles, Carla....”

Tepat di saat ini, beberapa suara lembut terdengar. Ternyata Bu Desy, Bu Brenda dan beberapa guru

lainnya mempercepat langkah masuk ke dalam kamar pasicn...

“Akhirnya bertemu dengan kalian. Kalian menakuti kami.”

“Benar sekali, kami telah lapor polisi.”

“Bu Desy, Bu Brenda, Bu Vio!” Carla bergegas berlari ke dalam pelukan Bu Brenda, hampir saja

membuat Bu Brenda jatuh ke lantai, “ITuhu, senangnya bericmu kalian!”

“Kami terus mencari kalian kemana–mana.” Bu Brenda mcmcluk Carla crat.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Bu guru, kenapa kalian bisa kemari?”

Carlos melihat para guru dan polisi di belakang mereka. Alis kecil yang tadinya menegang mulai

melonggar, dalam seketika ada rasa aman.

“Bu Guru... Carles melihat guru seperti melihat orang terdekat. la sangat ingin bangun dari ranjang

“Jangan bergerak, jangan bergerak.” Bu Desy maju mcmapah Carles, “Jangan takut, kami datang

menjemput kalian pulang” “Sekarang sudah tenang?” Daniel merentangkan tangan kepada Tuan

Besar, “Pulanglah dengan tenang. Serahkan urusan ini padaku!” ||

“Setidaknya tidak pernah lalai dalam menangani sesuatu.” Tuan Besar mcmclotouinya, lalu

mengingatkannya dengan serius, “Harus mengembalikan anak ke orang tua mereka dan juga jangan

menakuti mereka.”

“Wajah cucumu memang mendominasi, apa boleh bual.” Daniel tampak tak berdaya.

“Kamu tidak bisa tersenyum sedikit? Ramah sedikit?” Tuan Besar berkata dengan kesal, “Kamu selalu

berwajah cemberut, mengernyitkan kening. Memangnya anak–anak tidak akan takut padamu?”

“Toh bukan anakku, untuk apa aku tersenyum pada mereka?” jawab Danic).

“Sialan, cepat atau lambat aku akan mati dibuat marah olchuu!!” Tuan Besar menggunakan tongkat

memukul pantatnya dengan keras, “Kalau kamu bisa melahirkan anak segemas ini, aku tidak perlu

mati dengan khawatir!”